Rupiah Naik Tipis, Pasar Menanti Rilis Data Inflasi AS



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah spot ditutup pada level Rp 14.554 per dolar Amerika Serikat (AS) di akhir perdagangan Rabu (11/5), menguat satu poin atau 0,007% dari sehari sebelumnya yang ada di Rp 14.555 per dolar AS.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan mengatakan dolar AS melayang di dekat level tertinggi dua dekade terhadap mata uang utama pada hari Rabu (11/5), menjelang pembacaan data inflasi AS yang seharusnya memberikan petunjuk tentang seberapa agresif Federal Reserve dalam pengetatan kebijakan moneter.

"Investor akan mencermati pembacaan indeks harga konsumen AS bulan April pada hari Rabu untuk tanda-tanda inflasi mungkin mulai mereda, dengan ekspektasi menyerukan kenaikan tahunan 8,1% dibandingkan dengan kenaikan 8,5% yang tercatat di bulan Maret," ucap Ibrahim dalam siaran pers yang diterima Kontan.co.id.


Ibrahim bilang, investor condong masuk ke safe haven di tengah kekhawatiran tentang kemampuan The Fed untuk menekan inflasi tanpa menyebabkan resesi. Hal ini bersamaan dengan kekhawatiran tentang perlambatan pertumbuhan yang timbul dari perang di Ukraina dan meningkatnya kasus Covid-19 di China.

Baca Juga: Pasar Menanti Data Inflasi AS, Rupiah Diprediksi Melemah pada Kamis (12/5)

Ibrahim menyampaikan menurut data domestik Inflasi Indonesia melonjak 0,95% (month to month/mtm) pada April 2022, dan ini menjadi level tertinggi sejak Januari 2017. Secara tahunan (year on year/yoy), inflasi Indonesia melesat ke level 3,47% atau tertinggi sejak Agustus 2019. 

Inflasi tahunan tersebut semakin mendekati batas atas kisaran target BI yaitu 2-4%. Sedangkan inflasi inti pada April menembus 2,6% (YoY) yang merupakan rekor tertinggi sejak Mei 2020 atau dua tahun lalu di mana pada saat itu inflasi inti mencapai 2,65%.

Oleh karena itu, Bank Indonesia (BI) harus segera menyesuaikan suku bunga acuan dengan cara menaikkan suku bunga dalam pertemuan bulan ini BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR), jika inflasi tinggi terus terjadi. 

BI juga akan terus memonitor inflasi untuk memastikan bahwa BI akan memberikan respon kebijakan yang tepat. Selain itu juga akan terus memperkuat Kerjasama dengan pemangku kepentingan termasuk pemerintah. 

Ibrahim memproyeksikan pada perdagangan Kamis (12/5) rupiah kemungkinan akan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah dan akan berada di rentang Rp 14.540 per dolar AS - Rp 14.580 per dolar AS.   

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi