Rupiah Nyaris Kehabisan Tenaga, Menguat Tipis di Rp 16.251 per dollar



MOMSMONEY.ID - Mata uang rupiah di pasar spot ditutup menguat tipis terhadap dollar AS, meskipun sempat tertekan pada hari ini.

Mengutip Bloomberg, Selasa (9/7), rupiah di pasar spot menguat 6,50 poin atau 0,04% dibandingkan kemarin menjadi Rp 16.251 per dollar AS. Rupiah nyaris kehabisan tenaga lantaran indeks dollar juga masih solid. 

Menurut Ibrahim Assuaibi, analis pasar forex dan Direktur Laba Forexindo Berjangka, indeks dollar menguat pada Selasa. Ini terjadi meski data pasar tenaga kerja di AS yang lemah, membuat para pedagang bertaruh bahwa Ketua The Fed Jerome Powell akan memberikan pernyataan dovish selama dua hari kesaksiannya di hadapan Kongres.


Walaupun Powell baru-baru ini mencatat kemajuan menuju disinflasi, namun ia juga menyatakan bahwa The Fed masih perlu kepercayaan lebih untuk mulai menurunkan suku bunga. 

Selain Powell, lebih banyak pejabat Fed juga akan memberikan pidatonya minggu ini. Para pedagang saat ini menetapkan peluang sekitar 76% untuk penurunan suku bunga pada pertemuan The Fed bulan September, naik dari 64% pada minggu lalu, menurut FedWatch Tool dari CME Group.

Sementara, pasar Asia dipengaruhi sentimen ketegangan antara China dan Uni Eropa. Uni Eropa memberlakukan tarif tinggi terhadap impor kendaraan listrik Tiongkok. Kini, pasar mengamati apakah ada pembalasan dari Beijing, terutama ketika para pejabat mengisyaratkan kemungkinan perang dagang. 

Baca Juga: Harga Emas Antam Turun Rp 7.000 Hari Ini 9 Juli, Cek Daftar Selengkapnya

Di internal, sentimen pasar cenderung lemah. Pemerintah memperkirakan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) akan melebar menjadi 2,7% dari produk domestik bruto (PDB) atau mencapai Rp 609,7 triliun pada akhir 2024. Proyeksi defisit tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan target awal dalam APBN 2024 yang sebesar Rp 522,8 triliun atau setara dengan 2,29% dari PDB. 

Defisit tersebut dikarenakan belanja negara yang ditaksir melonjak menjadi Rp 3.412,2 triliun pada akhir 2024, dari pagu awal sebesar Rp 3.325,1 triliun. Sedangkan, pendapatan negara diperkirakan Rp 2.802,5 triliun pada akhir 2024, hanya naik tipis dari target awal Rp 2.802,3 triliun. 

Dengan perkembangan tersebut, pembiayaan anggaran untuk menutup tambahan defisit  diperkirakan Rp 609,7 triliun. Pemerintah akan  menutup selisih defisit tersebut melalui tambahan penggunaan saldo anggaran lebih (SAL) sebesar Rp 100 triliun.

Sebelumnya, pemerintah pada 2022 dan 2023  mengumpulkan saldo anggaran lebih (SAL) yang cukup besar, sehingga dapat dimanfaatkan saat ini di tengah kondisi suku bunga global yang cenderung tinggi. 

Ibrahim memprediksi, pada perdagangan besok, Rabu (10/7), kurs rupiah akan fluktuatif dan rawan ditutup melemah di rentang Rp 16.270 - Rp 16.330 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini