Rupiah nyungsep ke level Rp 14.500, ini kata ekonom Indef



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah mencapai titik terendahnya sepanjang tahun ini, yakni di level Rp 14.500 per dollar AS. Ekonom Indef, Bhima Yudhistira mengatakan situasi politik yang memanas sejak tadi malam buat mata uang Garuda loyo.

Berdasarkan data Bloomberg, Rabu (22/5) pukul 10.48 WIB rupiah terkoreksi 0,22% di level Rp 14.512 per dollar AS. Sejak pembukaan pasar rupiah sudah dibuka melemah di level Rp 14.488 per dollar AS, sementara kemarin mata uang Garuda ditutup melemah seharga Rp 14480 per dollar AS. Bahkan secara year to date (ytd) rupiah melemah 0,85% sejak awal tahu

Asal tahu saja, KPU kemarin melaporkan pasangan Capres dan Cawapres, Jokowi-Ma'ruf unggul atas Prabowo-Sandiaga dalam Pilpres 2019 dengan perolehan suara 55,50% dari total suara sah sebanyak 154.257.601 suara.


Namun kabarnya, Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga menolak hasil rekapitulasi suara tersebut. Kubu tersebut menilai pilpres penuh dengan kecurangan sehingga legalitasnya dipertanyakan. Makanya sejak kemarin malam sampai hari ini simpatisan Prabowo-Sandi melakukan unjuk rasa.

Bhima mengatakan resiko politik yang meningkat membuat persepsi investor menurun terhadap iklim investasi di Indonesia. “Indikator jangka pendeknya terlihat dari kurs rupiah yang mengalami pelemahan dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang terkoreksi pada sesi pembukaan hari ini, “ kata Bhima kepada Kontan, Rabu (22/5).

Rabu (22/5) pukul 10.53 WIB, IHSG terkoreksi 0,17% di level 5.941, indeks saham sudah melemah sejak pembukaan di level 5,948. Bhima menyebutkan, investor khususnya asing masih lakukan posisi hold atau menahan realisasi investasi langsung.

Ia menambahkan gejolak politik yang memanas pasca pilpres juga berpengaruh terhadap outlook ekonomi sepanjang 2019. Tren Foreign Direct Invesment (FDI) diperkirakan masih akan menurun tahun ini setelah di kuartal I 2019 hampir minus 1%. Imbas dari rendahnya investasi membuat pertumbuhan ekonomi mengalami perlambatan di bawah 5%.

“Ini kondisi yg harus diwaspadai sebab investasi dan ekspor adalah motor penggerak utama yang diharapkan selain konsumsi rumah tangga, ucap Bhima.

Sampai dengan tutup pasar, Bhima memprediksi rupiah bakal lanjut melorot di rentang harga Rp 14.500-Rp 14.580 per dollar AS. Sejalan, ia meramal IHSG pun turun tipis di level 5.900-5.930 sampai akhir perdagangan hari ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi