Rupiah pekan depan diprediksi masih menguat, ini alasan analis



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepekan terakhir, nilai tukar rupiah cenderung bergerak datar. Nilai tukar rupiah di pasar spot kemarin ditutup di Rp 13.306 per dollar Amerika Serikat (AS), melemah 0,13% dari posisi hari sebelumnya. Bila dihitung dalam sepekan, kurs spot rupiah naik 0,07%.

Sementara kurs tengah rupiah versi Bank Indonesia (BI) terkoreksi 0,1% dalam sehari menjadi Rp 13.303 per dollar AS. Tapi dalam sepekan, rupiah menguat sekitar 0,21%.

Analis Valbury Asia Futures Lukman Leong mengatakan, kurs spot rupiah melemah kemarin karena faktor teknikal. Selain itu, pernyataan Presiden AS Donald Trump saat menghadiri World Economic Forum di Davos, Swiss, membuat the greenback unjuk gigi.


Mantan pengusaha properti ini bilang, dirinya ingin posisi dollar AS kuat. Hal tersebut bertolak belakang dengan pernyataan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin, yang condong membiarkan dollar AS melemah.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede menambahkan, pergerakan rupiah pada pekan depan bakal bergantung pada hasil rapat Federal Open Market Committe (FOMC) yang digelar pertengahan pekan depan. Ia optimistis, The Federal Reserve belum akan mengubah kebijakan.

Lantaran masih mempertahankan kebijakan, maka laju dollar AS berpotensi kembali tertahan. Apalagi, data ekonomi dari Negeri Paman Sam belum menyokong kenaikan suku bunga lanjutan. "Mengingat data inflasi AS yang masih di bawah ekspektasi, sepertinya The Fed tidak mungkin menaikkan suku bunga acuannya," papar Josua.

Sementara dari dalam negeri, ada data inflasi yang membuat rupiah lebih mapan. Ini membuat Josua yakin rupiah pekan depan akan bergerak di kisaran Rp 13.300–Rp 13.400 per dollar AS. Sedang Lukman memprediksi rupiah bergerak di rentang 13.275–Rp 13.325 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia