Rupiah rawan terkoreksi tipis



JAKARTA. Imbas dollar AS yang masih cenderung lemah dan inflasi Indonesia yang stabil menggiring rupiah unggul tipis terhadap dollar AS.

Mengutip Bloomberg, Selasa (1/8), di pasar spot rupiah berakhir menguat 1 poin ke level Rp 13.324 per dollar AS dari sebelumnya Rp 13.325. Kurs tengah Bank Indonesia (BI) juga menunjukkan, rupiah terapresiasi 0,04% ke level Rp 13.318 per dollar AS.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai, rilis data ekonomi Paman Sam, seperti GDP, ISM, dan pending home sales cukup beragam, sehingga dollar AS sulit naik signifikan. Sedangkan, data inflasi Indonesia bulan Juli 2017 yang stabil di level 3,8% year on year (yoy) justru menjadi amunisi bagi rupiah untuk mengungguli dollar.


Analis PT Soegee Futures Nizar Hilmy menambahkan, dollar tertekan akibat gejolak politik. Selain itu, ia menilai pasar juga menjadi ragu akan arah kepemimpinan Presiden AS Donald Trump. "Tidak jelasnya kebijakan moneter dan fiskal AS juga turut melemahkan dollar," paparnya, Selasa.

Menurut Nizar, dalam jangka panjang, mata uang Garuda bisa bertahan asalkan belum ada perbaikan signifikan di AS. "Volatilitas masih terjaga di bawah 3%," proyeksinya.

Meski demikian, Josua melihat, ada bayangan negatif dari dollar yang bisa menekan rupiah, Rabu. Sebab, malam nanti akan ada beberapa rilis data ekonomi AS yang diproyeksi bagus. "Ada data ISM Manufacturing PMI, Personal Income, dan Personal Spending yang cukup penting," jelasnya.

Itu sebabnya, Josua memperkirakan, meski stabil, ada potensi rupiah melemah tipis antara Rp 13.300-Rp 13.375 per dollar AS. Sedangkan, prediksi Nizar, rupiah akan cenderung stabil di rentang Rp 13.300-Rp 13.350 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini