KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah berhasil mengawali pekan ini dengan sempurna. Mengutip Bloomberg, rupiah di pasar spot ditutup menguat menjadi Rp 13.639 per dolar Amerika Serikat (AS). Posisi ini menguat 0,04% dibanding Jumat (17/1) di posisi Rp 13.645 per dolar AS.

Posisi ini juga kembali menjadi rekor penguatan rupiah sejak Februari 2018 lalu. Padahal, ,ayoritas mata uang di kawasan sebenarnya berada di zona merah. Baht Thailand menjadi mata uang paling kuat setelah naik 0,18% di hadapan the greenback. Setali tiga uang, won Korea juga naik 0,12%. 

Sementara itu, ringgit Malaysia menjadi mata uang dengan kinerja terburuk setelah melemah 0,14%. Disusul, rupee India dan yuan China yang masing-masing melemah 0,06% dan 0,05%.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, walau menguat rupiah cenderung bergerak dalam rentang sempit. Ini terjadi karena pasar cenderung hari-hati sambil menanti Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia yang diselenggarakan pada 22-23 Januari mendatang.

Berdasarkan survei Bloomberg, 25 dari 29 ekonom masih memprediksi BI akan tetap mempertahankan suku bunga acuan di level 5% pada Kamis (23/1) mendatang. Sedangkan 4 ekonom lainnya memperkirakan ada pemangkasan karena penguatan rupiah yang cukup tajam beberapa pekan belakangan.

"Karena itu, rupiah diprediksi kembali menguat pada perdagangan besok ke kisaran Rp 13.620 - Rp 13.660 per dolar AS," kata Ibrahim, Senin (20/1).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari