Rupiah Rp 16.040, Surplus Neraca Dagang Belum Bisa Tahan Pelemahan



MOMSMONEY.ID - Simak penjelasan Mirae Asset Sekuritas mengenai pelemahan rupiah dan data ekonomi lainnya.

Nilai tukar rupiah akhirnya sulit untuk dipertahankan untuk tetap berada di bawah level 16.000 karena faktor global yang lebih dominan. 

Melansir data Mirae Asset Sekuritas, kemarin Rupiah ditutup persis pada level 16.000. Adapun data Bloomberg pada siang ini (17/2), rupiah berada di sekitar Rp 16.040.


Baca Juga: Wave To Earth dan 4 Band Indie Korea Favorit Gen Z

Tingginya surplus neraca perdagangan Indonesia pada November lalu yang mencapai US$ 4,4 miliar, jauh di atas konsensus yang memperkirakan surplus US$ 2,3 miliar, belum bisa menahan rupiah dari tekanan sentimen global. 

Terakhir rupiah ditutup di atas level 16.000 adalah pada 7 Agustus lalu. Indeks USD (DXY) telah berada di atas level 107 sejak hari Jumat pekan lalu.

Salah satu pemicu kenaikan DXY adalah pelemahan Yen Jepang, yang kemarin masih berlanjut karena ekspektasi bahwa BoJ (Bank of Japan) tidak akan menaikkan suku bunga pada rapat moneter pekan ini. 

Baca Juga: 5 Tips untuk Mencegah Tindakan Bunuh Diri

Sementara Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) Christine Lagarde memberi sinyal penurunan lanjutan suku bunga jika inflasi EU terus turun menuju ke target 2%.

Inflasi EU bulan lalu tercatat sebesar 2,3% dan pekan lalu menurunkan suku bunga untuk ke-4 kalinya tahun ini. 

Ekspektasi dari kedua bank sentral negara maju tersebut berdampak kepada DXY yang tetap tinggi, dan Mirae Asset Sekuritas belum melihat adanya perkembangan global yang berpotensi memicu pelemahan DXY.  

Selanjutnya: Harga Pangan Terkini di Aceh: Cabai, Bawang, dan Ikan Naik, Selasa (17/12)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Benedicta Alvinta