Rupiah semakin bertenaga menjelang akhir pekan ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah semakin menunjukkan kebolehannya hingga akhir penutupan perdagangan pekan ini, Jumat (23/11). Berdasarkan Bloomberg, rupiah spot menguat 0,25% ke level Rp 14.544 per dollar AS dan menguat 0,47% dalam sepekan. 

Sedangkan dalam data Jakarta Interspot Dollar Rate (JISDOR), rupiah juga menguat 0,27% ke level Rp 14.552 per dollar AS atau menguat 0,29% selama sepekan. Sejak awal pekan, penguatan rupiah terdorong dari berbagai isu global yang turut melemahkan indeks dollar. Pada pukul 16.27 WIB, indeks dollar berada di area merah di level 96,63.

Ekonom Bank Permata Joshua Pardede mengatakan, rupiah memiliki kecenderungan memiliki pergerakan positif, bahkan sempat mendekati level Rp 14.520 per dollar AS. Perkembangan negosiasi Brexit turut mempengaruhi penguatan ini, ditambah yang volume dollar yang sedang menurun. “Sementara itu dalam negeri setelah Kementerian Keuangan membatalkan sisa lelang SUN sampai akhir tahun, mendorong penguatan di pasar obligasi. Yield SUN 10 tahun sudah di bawah 10%,” jelas Joshua.


Analis Asia Trade Points Futures, Andri Hardianto mengatakan, penguatan rupiah kali ini karena adanya kondisi naiknya pamor aset berisiko. “Adanya harapan soft Brexit menyusul disetujuinya rancangan proposal Brexit Inggris oleh Uni Eropa pada pertemuan antara Perdana Menteri Theresa May dan Presiden Uni Eropa Jean-Claude Juncker,” jelas Andri. 

Selain itu, rupiah tercatat paling terlihat penguatannya dibandingkan mata uang Asia karena ditopang oleh sentimen domestik yang positif. Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) sebesar 25 basis poin lagi-lagi menjadi jangkar bagi rupiah untuk mempertahankan posisinya hingga sekarang. 

“Apalagi diikuti oleh paket kebijakan SDA untuk menarik devisa, serta terkelolanya pasar valas dengan baik di bawah aturan DNDF,” lanjut Andri. Di sisi lain, turunnya harga minyak mentah dunia juga direspons positif oleh pasar, mengingat komponen defisit terbesar dalam transaksi berjalan datang dari impor minyak.

Menurut Joshua pasar masih menunggu berbagai data AS, karena sebelumnya datanya kurang bagus sehingga mempengaruhi mata uang dollar. “Itu juga menurunkan probability kenaikan suku bunga The Fed dalam jangka pendek atau akhir tahun ini,” kata Joshua. Pasar pun juga masih menantikan hasil akhir negosiasi Brexit dan budget Italia masih jadi pusat perhatian.

Menurut Joshua, rupiah masih bisa bergerak menguat dalam perdagangan Senin (26/11) di level Rp 14.500-Rp 14.600 per dollar AS. Sedangkan Andri juga memproyeksikan mata uang Garuda dapat menguat di level Rp 14.470-Rp 14.515 per dolllar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati