Rupiah semakin terpuruk



JAKARTA. Rupiah ditutup melemah pada awal pekan Senin (8/12). Di pasar spot, pasangan USD/IDR naik 0,74% dibanding akhir pekan lalu menuju 12.390. Kurs tengah dollar AS di Bank Indonesia juga naik 0,46% menjadi 12.352.

Reny Eka Putri, analis pasar uang PT Bank Mandiri Tbk mengatakan, pelemahan rupiah disebabkan oleh aksi investor yang beralih mengoleksi dollar AS. Para investor melihat prospek ekonomi Amerika Serikat (AS) lebih baik pada tahun depan dibandingkan negara Eropa, China maupun emerging market seperti Indonesia. Hal ini dilakukan dalam rangka mengantisipasi gejolak ekonomi global yang masih melanda di tahund epan.

“Prospek ekonomi yang positif hanya terlihat di AS. Oleh karena itu, investor asing cenderung menempatkan dana mereka pada USD,” jelas Reny.


Moncernya kinerja dollar AS tidak terlepas dari solidnya data tenaga kerja AS yang di rilis pada Jumat pekan lalu. Data tenaga kerja AS di luar sektor pertanian (nonfarm payrolls) sebesar 321 ribu pekerja. Ini melampaui ekspektasi sebesar 231 ribu pekerja. Di sisi lain, data dalam negeri menunjukkan kondisi bertolak belakang, dimana cadangan devisa dari US$ 119, 973 miliar pada 31 Oktober 2014 menjadi US$ 111,144 per 28 november 2014.

Esok hari, Reny menilai pergerakan rupiah masih relatif flat dengan kecenderungan negatif. Data-data ekonomi dalam negeri yang sudah di rilis pada awal bulan. Pelaku pasar menanti pertemuan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada Kamis (11/12).

Reny menduga USD/IDR besok akan bergerak di kisaran 12.350-12.410.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie