Rupiah sentuh Rp 14.300 per dollar AS, pasar diingatkan potensi koreksi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tenaga rupiah kian menguat. Berdasarkan Bloomberg, Jumat (30/11), rupiah kembali menguat sebesar 0,56% ke level Rp 14.302 per dollar AS di pasar spot. 

Sedangkan dalam data Jakarta Interspot Dollar Rate (JISDOR), rupiah menguat 0,48% ke level Rp 14.339 per dollar AS. 

Melonjaknya nilai rupiah juga didorong oleh indeks dollar yang terkoreksi. Sejak pagi pukul 10.17 WIB, indeks dollar hanya menyentuh level 96,718.


Analis Asia Tradepoint Futures Andri Hardianto mengatakan, rupiah kembali bertenaga akibat hasil notulensi rapat Federal Open Market Committee (FOMC) yang cenderung dovish mengenai kebijakan bunganya. Selain itu meredanya tensi perang dagang AS dan China turut mempengaruhi. 

“Namun, pasar masih bersikap hati-hati menantikan hasil dari KTT G-20,” kata Andri. Dua sentimen ini kembali menjadi fokus pasar. 

Sebelumnya, isu perang dagang kembali memanas karena Presiden AS Donald Trump berencana menerapkan tarif baru tambahan atas US$ 257 miliar produk impor dari China awal Desember mendatang.

Di sisi lain, dibatalkannya lelang Surat Utang Negara (SUN) dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) memunculkan ekspektasi harga Surat Berharga Negara (SBN) cenderung meningkat dan menguatkan rupiah kembali.

Dari sisi domestik, kondisi fundamental domestik cukup dipercaya pelaku pasar sehingga meningkatkan kepercayaan pelaku pasar terhadap rupiah.

Untuk perdagangan Senin (3/12), menurut Andri, rupiah berpotensi mengalami koreksi. 

“Dari sisi teknikal jika harga telah menyentuh level level psikologis, biasanya akan terjadi koreksi,” jelas Andri. 

Selain itu, juga tergantung dari hasil KTT G-20 dan pertemuan antara Trump dan Xi Jinping. 

Andri memproyeksikan, rupiah awal pekan depan melemah dan bergerak di rentang Rp 13.200-Rp 14.320 per dollar AS. 

Kepala Ekonom Bahana Sekuritas Satria Sambijantoro juga senada, memproyeksikan rupiah akan bergerak melemah di level Rp 14.350- Rp 14.480 per dollar AS. 

“Rawan untuk pelemahan lanjutan. Menurut kami, The Fed masih on track untuk kembali menaikan suku bunganya,” kata Satria.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia