Rupiah Spot ke Rp 15.520 Per Dolar AS Selasa (9/1), Menghentikan Pelemahan 5 Hari



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah menghentikan pelemahan lima hari beruntun di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) pada Selasa (9/1).

Mengutip Bloomberg, rupiah pasar spot berakhir ke Rp 15.520 per dolar AS atau menguat tipis 0,04% dibandingkan posisi sebelumnya Rp 15.526 per dolar AS.

Senada, rupiah kurs Jakarta Interbank Spot Dollar (Jisdor) ke Rp 15.518 per dolar AS atau menguat 0,03% dari posisi kemarin Rp 15.522 per dolar AS.


Baca Juga: Penguatan Rupiah Terhadap Dolar AS Menyempit pada Selasa (9/1) Siang

Asal tahu, dolar AS menghentikan relinya hari ini. Pelaku pasar menegaskan kembali pertaruhan mereka untuk sejumlah penurunan suku bunga The Fed tahun ini, di tengah keyakinan bahwa inflasi AS cukup melambat.

Terhadap sekeranjang mata uang, dolar AS sedikit melemah 0,04% menjadi 102,26, setelah naik 1% minggu lalu.

Sterling stabil di US$1,27395, sementara dolar Australia dan Selandia Baru yang sensitif terhadap risiko menemukan titik terendah.

Euro terakhir berada di US$1,0949, menjauh dari level terendah tiga minggu terakhir di US$1,0877. Sedangkan yen Jepang menjauh dari level 145 per dolar menyusul penurunan greenback karena imbal hasil US Treasury merosot.

Pergerakan ini sebagian didorong oleh Survei Ekspektasi Konsumen terbaru Fed New York yang menunjukkan bahwa proyeksi inflasi konsumen AS dalam jangka pendek turun ke level terendah hampir dalam tiga tahun terakhir di bulan Desember.

Baca Juga: Kurs Rupiah Menguat Tipis ke Rp 15.513 Per Dolar AS, Selasa (9/1) Pagi

Data inflasi AS akan dirilis akhir minggu ini, yang kemungkinan akan memberikan kejelasan lebih lanjut mengenai seberapa besar ruang yang dimiliki The Fed untuk menurunkan suku bunga tahun ini.

"Cerita besarnya... katalisatornya, adalah data mengenai ekspektasi inflasi ke depan," kata Kyle Rodda, senior analis pasar keuangan di Capital.com.

"Meskipun pasar tenaga kerja masih ketat, kita masih melihat dorongan disinflasi semacam itu di AS, yang sekali lagi meningkatkan probabilitas bahwa the Fed akan memiliki kapasitas untuk menurunkan suku bunga dalam waktu dekat."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto