Rupiah stabil, yield SUN tertekan



JAKARTA. Harga surat utang negara (SUN) pada penutupan perdagangan Kamis (2/3) mengalami kenaikan. Berdasarkan situs Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA), indeks INDOBeX Government Clean Price naik sebesar 0,03% ke level 112,10 dibandingkan dengan penutupan hari sebelumnya.

Analis Fixed Income MNC Securities I Made Adi Saputra mengatakan, pergerakan imbal hasil SUN pada perdagangan kemarin mengalami penurunan. Hal tersebut menurutnya, didukung oleh stabilnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika di tengah mata uang regional yang melemah terhadap dollar Amerika.

Selain itu, posisi yield SUN juga seiring dengan menguatnya ekspektasi terhadap kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika (Fed Fund Rate/FFR) dalam waktu dekat. "Investor terlihat aktif melakukan pembelian SUN di pasar sekunder sehingga mendorong terjadinya penurunan imbal hasil," ujar Made.


Sementara, penurunan imbal hasil juga didorong oleh masih berlanjutnya akumulasi pembelian oleh investor asing di mana pada awal Maret 2017, di mana investor asing mencatatkan pembelian bersih SUN senilai Rp 723 miliar.

Sekadar tambahan informasi, SUN seri acuan dengan tenor 5 tahun dan 15 tahun masing-masing sebesar 2 bps di level 7,207% dan 7,796% serta penurunan imbal hasil seri acuan dengan tenor 10 tahun dan 20 tahun masing-masing sebesar 3 bps di level 7,479% dan 8,0455.

Dari perdagangan SUN dengan denominasi mata uang dollar Amerika, tingkat imbal hasilnya masih terlihat mengalami kenaikan seiring dengan kenaikan imbal hasil surat utang global.

Imbal hasil dari INDO-20 dan INDO-47 masing-masing mengalami kenaikan sebesar 3 bps di level 2,546% dan 4,893% setelah mengalami koreksi harga sebesar 10 dan 50 bps. Adapun imbal hasil dari INDO-27 mengalami kenaikan sebesar 2 bps di level 3,919% setelah mengalami koreksi harga sebesar 15 bps.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie