Rupiah sudah di area core value



JAKARTA. Nilai tukar rupiah dalam kondisi prima tersokong keadaan ekonomi global yang sedang tertatih. Dengan syarat aktivitas ekonomi dan terus berlanjutnya iklim yang kondusif di dalam negeri penguatan rupiah bisa berlangsung hingga tengah tahun.

Di pasar spot, Kamis (11/3) nilai tukar rupiah pukul 14.30 WIB valuasi rupiah tergelincir 0,09% ke level Rp 13.064 per dollar AS dibanding hari sebelumnya. Meski dalam sepekan terakhir sudah terbang 0,51%.

David Sumual, Ekonom Bank BCA mengatakan dukungan penguatan rupiah datang dari sisi global. Sebab, kini pasar global sedang dihantui ketidakpastian dan perlambatan.


Terdekat, pasar pesimis The Fed akan menaikkan suku bunga dan optimis European Central Bank (ECB) akan menambah gelontoran stimulusnya.

“Sementara dalam negeri memang sejak awal tahun laporan ekonominya positif ditambah arus hot money yang deras,” kata David.

Memandang semester satu 2016 ini David memprediksi rupiah bergerak dalam koridor yang positif yakni di kisaran Rp 12.900 – Rp 13.500 per dollar AS. Rentang ini pun dianggap David sebagai core value rupiah.

Hanya saja gejolak rupiah perlu diwaspadai di semester II/2016 nanti. Menimbang dugaan kemampuan The Fed menaikkan suku bunga, berlanjutnya kelesuan ekonomi China dan membengkaknya defisit neraca perdagangan.

“Bisa bengkak karena arus barang modal tinggi akibat aktivitas manufaktur yang menggenjot impor,” jelas David.

Namun, hal itu di sisi lain bisa menjadi penopang rupiah. Sebab, jika aktivitas manufaktur berjalan, kepercayaan pasar akan terjaga.

Harapannya, investor masuk membawa cold money yang akan bertahan lama dan jadi penggerak ekonomi.

Apabila hal itu bisa berlangsung, sentimen eksternal bisa diredam. Rupiah akan tetap bergerak dalam rentang yang sama dengan prediksi semester I/2016.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto