Rupiah sulit bangkit di tengah volatilitas pasar



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurs rupiah masih berpotensi tertekan melawan dollar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Jumat (9/2). Potensi tersebut tidak lepas dari masih tingginya volatilitas pasar akibat kuatnya sentimen eksternal.

Analis Pasar Uang Bank Mandiri, Reny Eka Putri mengatakan, volatilitas pasar saham global masih cenderung tinggi setidaknya menjelang akhir pekan nanti. Hal ini didorong oleh ekspektasi kenaikan suku bunga acuan AS pada akhir kuartal I 2018. "Pasar modal masih naik-turun, sehingga mengganggu kestabilan mata uang," ujarnya.

Menurut Reny, meski sudah diantisipasi, pelaku pasar masih khawatir apabila The Federal Reserve tiba-tiba mengubah rencana kenaikan suku bunga acuan AS dari tiga kali menjadi empat kali pada tahun ini. Tingkat kewaspadaan pasar semakin bertambah mengingat The Fed kini berada di bawah kendali pemimpin baru, yaitu Jerome Powell.


Besarnya tekanan dari luar negeri membuat sentimen positif yang berasal dari dalam negeri tidak mampu mengangkat nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. "Pertumbuhan ekonomi dan data cadangan devisa Indonesia sebenarnya bagus, tapi masih kalah dengan sentimen global," tutur Reny.

Reny memprediksi, besok, rupiah akan bergerak di rentang Rp 13.550-Rp 13.625 per dollar AS.

Hari ini (8/2), kurs rupiah melemah terhadap dollar AS. Di pasar spot rupiah terdepresiasi 0,36% ke level Rp 13.605 per dollar AS. Begitu pula dengan kurs tengah rupiah di Bank Indonesia yang ikut melemah 0,5% ke level Rp 13.602 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini