JAKARTA. Otot rupiah bangkit tiga hari berturut-turut. Kemarin, kurs tengah Bank Indonesia (BI) menunjukkan rupiah di level Rp 13.008 per dollar Amerika Serikat (AS). Faktor penguat rupiah ini utamanya berasal dari sentimen eksternal. Rapat Bank Sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) atau Federal Open Market Committee (FOMC) meeting, kemarin, memutuskan untuk menunda kenaikan suku bunga dalam waktu dekat. Ekonomi AS dinilai belum sesuai harapan. Alhasil, kalaupun suku bunga naik, targetnya dipangkas dari 1,125% menjadi 0,625%. Proyeksi pertumbuhan ekonomi AS juga dipangkas dari 2,5%-2,7% menjadi 2,3%-2,5%. Sentimen dari dalam negeri, pelaku pasar menyambut positif data ekonomi dan langkah Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga 7,5%. Toh, hingga akhir tahun, analis melihat, rupiah masih sulit menguat di bawah Rp 13.000.
Rupiah sulit tembus ke bawah 13.000
JAKARTA. Otot rupiah bangkit tiga hari berturut-turut. Kemarin, kurs tengah Bank Indonesia (BI) menunjukkan rupiah di level Rp 13.008 per dollar Amerika Serikat (AS). Faktor penguat rupiah ini utamanya berasal dari sentimen eksternal. Rapat Bank Sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) atau Federal Open Market Committee (FOMC) meeting, kemarin, memutuskan untuk menunda kenaikan suku bunga dalam waktu dekat. Ekonomi AS dinilai belum sesuai harapan. Alhasil, kalaupun suku bunga naik, targetnya dipangkas dari 1,125% menjadi 0,625%. Proyeksi pertumbuhan ekonomi AS juga dipangkas dari 2,5%-2,7% menjadi 2,3%-2,5%. Sentimen dari dalam negeri, pelaku pasar menyambut positif data ekonomi dan langkah Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga 7,5%. Toh, hingga akhir tahun, analis melihat, rupiah masih sulit menguat di bawah Rp 13.000.