Rupiah tanpa intervensi BI



JAKARTA. Rupiah jatuh ke level terendahnya sejak 29 Oktober 2009. USD/IDR, Kamis (11/10), ditutup menguat 0,42% di 9.634. Sedang kurs tengah dollar AS di Bank Indonesia (BI), kemarin, naik 0,05% menjadi Rp 9.603.

Analis Divisi Treasury BNI, Raditya Ariwibowo, mengatakan, permintaan dollar AS para importir meningkat. Rupiah makin terpojok karena BI tidak turun tangan di pasar. Menurut Raditya, ada keuntungan jika rupiah melemah. Neraca pembayaran kuartal III menjadi surplus. Setelah dua kuartal sebelumnya defisit.

Cadangan devisa ikut naik ke US$ 110,17 miliar dari US$ 108,99 miliar bulan lalu. Dia menduga, BI baru akan mengintervensi pasar, beberapa hari mendatang, demi menjaga stabilitas nilai tukar.


Analis Monex Investindo Futures, Albertus Christian menambahkan,  penyebab lain rupiah tertpuruk adalah penurunan rating Spanyol menjadi BBB- oleh Standard's & Poor's (S&P). “Peringkat itu sudah mendekati level junk,” ujar dia.

Dari dalam negeri, pasar juga masih menanti pengumuman bunga acuan, alias BI rate, terbaru yang akan diumumkan hari ini. Albertus yakin BI rate bertahan 5,75%.

Prediksi Raditya, pairing USD/IDR, hari ini, berkisar 9.575 – 9.635. Proyeksi Albertus, pairing USD/IDR bergerak di 9.570 – 9.670. Keduanya memproyeksi rupiah cenderung melemah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana