KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) telah melakukan intervensi agresif di pasar untuk menahan penurunan rupiah saat mata uang tersebut menembus level psikologis Rp 16.000 terhadap dolar AS. "Kami memasuki pasar dengan intervensi rangkap tiga yang cukup berani," kata Edi Susianto, Direktur Eksekutif Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas BI dalam pesan teks, Jumat (13/12), seperti dikutip Bloomberg. Edi mengatakan, BI memasuki pasar spot, pasar forward non-deliverable domestik, dan pasar obligasi pemerintah untuk menjaga kepercayaan pasar.
Baca Juga: Kurs Rupiah Tumbang ke Rp 16.020 Per Dolar AS pada Jumat (13/12) Siang Kurs rupiah turun 0,4% menjadi Rp 15.994 per dolar AS pada Jumat pagi (13/12). Bahkan pada Jumat siang, rupiah sudah tembus Rp 16.000 per dolar AS. Depresiasi rupiah didorong sentimen global, dengan dolar AS menguat akibat ekonomi AS yang tangguh dan meningkatnya ketegangan geopolitik. "Apa yang dilakukan BI saat ini adalah meredakan volatilitas yang berlebihan alih-alih mempertahankan 16.000 seolah-olah itu adalah level yang sakral," kata Josua Pardede, kepala ekonom di PT Bank Permata Tbk di Jakarta.