JAKARTA. Pergerakan rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) dalam sepekan ini masih terseok-seok. Membuka awal pekan, pasangan USD/IDR, Senin (9/9), di pasar spot melemah 1,86% menjadi 11.384 dibanding akhir pekan sebelumnya. Namun, kemarin (13/9), rupiah sedikit mendapat tenaga dengan mampu mencetak penguatan 1,03% menjadi 11.232 dibanding sehari sebelumnya. Dalam sepekan, pasangan USD/IDR terhitung melemah 0,50%. Adapun dollar AS di kurs tengah Bank Indonesia (BI), kemarin, melemah 0,87% menjadi 11.395 dibanding sehari sebelumnya. Dalam sepekan, rupiah di kurs tengah Bank Indonesia (BI) melemah 1,74% Reny Eka Putri, analis Pasar uang Bank Mandiri mengatakan, rupiah mampu menguat di akhir pekan lantaran antusiasme pasar dengan keputusan BI menaikkan suku bunga 25 basis poin menjadi 7,25%. Pergerakan rupiah sepanjang pekan ini berada di kisaran 11.000-11.400 per dollar AS, lebih baik ketimbang pekan lalu yang di rentang 11.200-11.600. Beberapa data ekonomi seperti kenaikan cadangan devisa dan aliran dana asing yang kembali masuk memberi angin segar bagi rupiah. Sementara, sentimen dari luar negeri datang dari beberapa data ekonomi AS yang dirilis negatif, sehingga dollar AS sedikit tertekan. Dalam sepekan ke depan, Reny memperkirakan, pergerakan rupiah masih akan dipengaruhi oleh sentimen global. Jika data ekonomi AS positif, dollar AS akan menguat dan pasar akan berspekulasi stimulus moneter akan dipangkas. "Jika stimulus hanya di pangkas US$ 10 miliar - US$ 15 miliar, itu tidak akan terlalu berdampak besar," ujar Reny.
Rupiah terangkat BI rate
JAKARTA. Pergerakan rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) dalam sepekan ini masih terseok-seok. Membuka awal pekan, pasangan USD/IDR, Senin (9/9), di pasar spot melemah 1,86% menjadi 11.384 dibanding akhir pekan sebelumnya. Namun, kemarin (13/9), rupiah sedikit mendapat tenaga dengan mampu mencetak penguatan 1,03% menjadi 11.232 dibanding sehari sebelumnya. Dalam sepekan, pasangan USD/IDR terhitung melemah 0,50%. Adapun dollar AS di kurs tengah Bank Indonesia (BI), kemarin, melemah 0,87% menjadi 11.395 dibanding sehari sebelumnya. Dalam sepekan, rupiah di kurs tengah Bank Indonesia (BI) melemah 1,74% Reny Eka Putri, analis Pasar uang Bank Mandiri mengatakan, rupiah mampu menguat di akhir pekan lantaran antusiasme pasar dengan keputusan BI menaikkan suku bunga 25 basis poin menjadi 7,25%. Pergerakan rupiah sepanjang pekan ini berada di kisaran 11.000-11.400 per dollar AS, lebih baik ketimbang pekan lalu yang di rentang 11.200-11.600. Beberapa data ekonomi seperti kenaikan cadangan devisa dan aliran dana asing yang kembali masuk memberi angin segar bagi rupiah. Sementara, sentimen dari luar negeri datang dari beberapa data ekonomi AS yang dirilis negatif, sehingga dollar AS sedikit tertekan. Dalam sepekan ke depan, Reny memperkirakan, pergerakan rupiah masih akan dipengaruhi oleh sentimen global. Jika data ekonomi AS positif, dollar AS akan menguat dan pasar akan berspekulasi stimulus moneter akan dipangkas. "Jika stimulus hanya di pangkas US$ 10 miliar - US$ 15 miliar, itu tidak akan terlalu berdampak besar," ujar Reny.