JAKARTA. Rupiah melanjutkan koreksi di awal pekan ini. Pasangan USD/IDR di pasar spot, Selasa (12/11), menguat 0,36% menjadi 11.605 dibanding sehari sebelumnya. Adapun, dollar Amerika Serikat (AS) di kurs tengah Bank Indonesia (BI) naik 0,78% menjadi 11.576. Analis pasar uang Bank Mandiri Reny Eka Putri mengatakan, rupiah tertekan oleh data defisit neraca berjalan pada kuartal-III yang masih besar. Sedangkan, analis Soegee Futures Alwi Assegaf berpendapat, tekanan juga datang dari masalah pemangkasan stimulus moneter di AS. "Pelaku pasar masih melihat data-data ekonomi AS yang positif. Kemungkinan The Fed mengurangi stimulus lebih cepat," ujar Alwi. Reny memprediksi, rupiah bisa menguat hari ini. Usaha BI untuk menaikkan suku bunga acuan menjadi 7,50% akan menjadi katalis positif. Ini di luar perkirakaan pasar yang sebelumnya memprediksi suku bunga tidak akan berubah. "BI agresif menaikan BI rate karena pelemahan nilai tukar rupiah," ujar Reny.
Rupiah terangkat BI rate
JAKARTA. Rupiah melanjutkan koreksi di awal pekan ini. Pasangan USD/IDR di pasar spot, Selasa (12/11), menguat 0,36% menjadi 11.605 dibanding sehari sebelumnya. Adapun, dollar Amerika Serikat (AS) di kurs tengah Bank Indonesia (BI) naik 0,78% menjadi 11.576. Analis pasar uang Bank Mandiri Reny Eka Putri mengatakan, rupiah tertekan oleh data defisit neraca berjalan pada kuartal-III yang masih besar. Sedangkan, analis Soegee Futures Alwi Assegaf berpendapat, tekanan juga datang dari masalah pemangkasan stimulus moneter di AS. "Pelaku pasar masih melihat data-data ekonomi AS yang positif. Kemungkinan The Fed mengurangi stimulus lebih cepat," ujar Alwi. Reny memprediksi, rupiah bisa menguat hari ini. Usaha BI untuk menaikkan suku bunga acuan menjadi 7,50% akan menjadi katalis positif. Ini di luar perkirakaan pasar yang sebelumnya memprediksi suku bunga tidak akan berubah. "BI agresif menaikan BI rate karena pelemahan nilai tukar rupiah," ujar Reny.