Rupiah terapresiasi di pengujung semester I



JAKARTA. Rupiah terapresiasi di penghujung semester I-2014. Di pasar spot, pasangan USD/IDR turun 1% dibandingkan Jumat (27/6) menjadi 11.875. Kurs tengah dollar AS di Bank Indonesia (BI) juga turun 1,1% menjadi 11.969.Rully Arya Wisnobroto, analis pasar uang PT Bank Mandiri Tbk mengatakan, penguatan rupiah ditopang oleh sentimen positif dalam negeri. Pelaku pasar berspekulasi data ekonomi Indonesia yang dirilis hari ini menunjukkan perbaikan, khususnya neraca transaksi berjalan. Sebelumnya, Bank Indonesia telah mensinyalkan surplus untuk neraca transaksi berjalan bulan Mei 2014. Pernyataan hawkish ini mampu mengerek rupiah dari keterpurukan.“Bulan April, neraca transaksi berjalan Indonesia tercatat defisit. Prediksi kali ini surplus, sehingga menyempitkan defisit neraca transaksi berjalan,” ujar Rully.Selain itu, penguatan rupiah juga disumbang adanya capital inflow di pasar saham Indonesia. Sementara dari faktor eksternal, laju rupiah dikuatkan oleh pelemahan dollar AS terhadap sejumlah mata uang utama.Hari ini, Rully menduga rupiah masih terus menguat. Faktor domestik menjadi penentu utama pergerakan USD/IDR.Albertus Christian, Senior Researcher and Analyst PT Monex Investindo Futures menilai, penguatan rupiah akan berlanjut pada hari ini. Dari faktor eksternal, data-data ekonomi AS cukup mengecewakan. Diantaranya PDB AS kuartal I-2014 dibawah ekspektasi. Sementara tigkat belanja personal juga tergolong rendah.Dari faktor domestik, neraca transaksi berjalan bulan Mei diperkirakan surplus US$ 0,41 miliar. Angka ini lebih baik dibanding bulan sebelumnya yakni defisit US$ 1,97 miliar. Tingkat inflasi bulan Juni sebesar 6,76%. Angka ini turun dibanding bulan sebelumnya 7,32%.“Data manufaktur PMI AS hari ini kurang direspons pasar. Fokus pelaku pasar tertuju pada data ekonomi Indonesia,” tandas Christian.Christian memprediksi rupiah hari ini melanjutkan penguatan di kisaran 11.785-11.920 per dollar AS. Sementara Rully menduga USD/IDR bergerak di level 11.850-12.050.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie