JAKARTA. Pada pembukaan pasar Kamis (5/3), nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat terlempar ke level terendah sejak 1998 silam. Pelemahan ini membuat rupiah bertengger di level Rp 13.022. Di pasar spot, Kamis (5/3) pukul 12.30 WIB, rupiah terhadap dollar AS melemah 0,26% menjadi Rp 13.025 dibanding penutupan hari sebelumnya. Sedangkan kurs tengah Bank Indonesia mencatatkan rupiah melemah 0,45% di level Rp 13.022. Deddy Yusuf Siregar, Research and Analyst PT Fortis Asia Futures memaparkan bahwa ambruknya nilai rupiah hingga menembus level Rp 13.000 karena sentimen eksternal yang menekan kencang. Tekanan jelas datang dari kuatnya index dollar AS saat ini.
Index dollar AS bergerak di kisaran 95,50 yang mendekati level tertingginya dalam sepuluh tahun terakhir. “Momentum ini yang menjadikan daya dorong unggulnya USD,” kata Deddy. Selain itu, ada perkembangan terbaru di pasar bahwa pelaku pasar memperkirakan kenaikan suku bunga The Fed akan terjadi dalam waktu dekat. Lebih cepat dari perkiraan yang beredar selama ini. “Desakan terbesar bagi AS untuk menaikkan suku bunganya berasal dari Eropa. Salah satunya karena terjadi tarik menarik arus investasi antara AS dan Eropa yang begitu kuat,” jabar Deddy. Amerika khawatir dengan kemungkinan berapa besar arus modal yang akan masuk ke pasar ekuitas Eropa ketika paket ekonomi digelontorkan secara berkala oleh Eropa. Hari ini, Kamis (5/3), European Central Bank akan melakukan pengesahan dana stimulus sebesar 1,1 triliun euro untuk jangka waktu satu tahun.