Rupiah terjengkang, properti tetap jalan terus



JAKARTA. Semakin melorotnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang sempat menyentuh angka Rp 13.000 per 1 dollar AS, ternyata dianggap tak memengaruhi bisnis properti secara signifikan. Pasalnya, pasar properti masih dikuasai oleh pasar menengah ke bawah dengan produk yang tidak banyak mengandung konten impor.

"Bisnis dan industri properti kita kan porsi terbesarnya masih kelas menengah ke bawah. jadi pengaruh merosotnya Rupiah tidak terlalu signifikan. Bisnis properti akan jalan terus. Pengaruh akan terasa mungkin untuk properti kelas mewah ya," tutur Presiden Direktur PT Ciputra Residences, Budiarsa Sastrawinata, usai peluncuran EcoPlaza CitraRaya, di Jakarta, kepada Kompas.com, Selasa (3/3/2015).

Properti mewah, lanjut Budi, selama ini memang menggunakan material impor. Tetapi, tidak seluruh gedung properti mewah bermaterikan bahan bangunan impor, hanya bagian-bagian tertentu, seperti elevator, kaca double glass, atau sistem keamanan bangunan gedung.


Dengan demikian, menurut Budi, bisnis properti akan jalan terus. Selain kebutuhan masih tetap tinggi, terutama hunian, juga terdapat stimulus lainnya yakni turunnya BI Rate dari 7,75% menjadi 7,5% yang berdampak pada perubahan bunga kredit pemilikan rumah (KPR). 

"Langkah BTN yang telah menurunkan bunga KPR, akan diikuti bank-bank lain. Tentu saja ini kami sambut gembira. Karena beban masyarakat untuk mencicil KPR semakin diringankan dengan penurunan suku bunga ini," tutur Budi. 

Lima proyek

Untuk itu, PT Ciputra Residences, kata Budi, tetap optimistis. Bahkan, tahun 2015 pengembang ini akan meluncurkan proyek-proyek baru. Selain EcoPlaza di kawasan perumahan skala kota CitraRaya Tangerang, juga akan dikembangkan beberapa proyek di sejumlah kota.

"Tahun ini kami akan mengeluarkan lima proyek baru yakni perumahan di Samarinda dengan luas lahan sekitar 50-70 hektar, perumahan di Malang seluas 50 hektar, pengembangan komersial multifungsi di Kemayoran seluas 2 hektar, perumahan di Banjarmasin seluas 100 hektar, dan pengembangan komersial di kawasan Fatmawati Jakarta Selatan seluas 4,5 hektar," beber Direktur PT Ciputra Residences Agus Surya Widjaja.

Sementara rencana pengembangan lainnya di Balikpapan seluas 100 hektar, dan Pontianak seluas 30 hektar akan menyusul kemudian.

Untuk menggarap proyek-proyek tersebut, kata Agus, sebagian akan menggunakan dana belanja modal yang dianggarkan tahun ini sebesar Rp 1,8 triliun.

"Dengan belanja modal sebesar itu, kami harapkan dapat mendulang penjualan marketing tahun ini sebesar 25 persen hingga 30 persen lebih tinggi dari pencapaian tahun lalu Rp 3,8 triliun," pungkas Agus.(Hilda B Alexander)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Uji Agung Santosa