JAKARTA. Semakin melorotnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang sempat menyentuh angka Rp 13.000 per 1 dollar AS, ternyata dianggap tak memengaruhi bisnis properti secara signifikan. Pasalnya, pasar properti masih dikuasai oleh pasar menengah ke bawah dengan produk yang tidak banyak mengandung konten impor. "Bisnis dan industri properti kita kan porsi terbesarnya masih kelas menengah ke bawah. jadi pengaruh merosotnya Rupiah tidak terlalu signifikan. Bisnis properti akan jalan terus. Pengaruh akan terasa mungkin untuk properti kelas mewah ya," tutur Presiden Direktur PT Ciputra Residences, Budiarsa Sastrawinata, usai peluncuran EcoPlaza CitraRaya, di Jakarta, kepada Kompas.com, Selasa (3/3/2015). Properti mewah, lanjut Budi, selama ini memang menggunakan material impor. Tetapi, tidak seluruh gedung properti mewah bermaterikan bahan bangunan impor, hanya bagian-bagian tertentu, seperti elevator, kaca double glass, atau sistem keamanan bangunan gedung.
Rupiah terjengkang, properti tetap jalan terus
JAKARTA. Semakin melorotnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang sempat menyentuh angka Rp 13.000 per 1 dollar AS, ternyata dianggap tak memengaruhi bisnis properti secara signifikan. Pasalnya, pasar properti masih dikuasai oleh pasar menengah ke bawah dengan produk yang tidak banyak mengandung konten impor. "Bisnis dan industri properti kita kan porsi terbesarnya masih kelas menengah ke bawah. jadi pengaruh merosotnya Rupiah tidak terlalu signifikan. Bisnis properti akan jalan terus. Pengaruh akan terasa mungkin untuk properti kelas mewah ya," tutur Presiden Direktur PT Ciputra Residences, Budiarsa Sastrawinata, usai peluncuran EcoPlaza CitraRaya, di Jakarta, kepada Kompas.com, Selasa (3/3/2015). Properti mewah, lanjut Budi, selama ini memang menggunakan material impor. Tetapi, tidak seluruh gedung properti mewah bermaterikan bahan bangunan impor, hanya bagian-bagian tertentu, seperti elevator, kaca double glass, atau sistem keamanan bangunan gedung.