Rupiah Terkapar ke Rp 14.768 Per Dolar AS Usai The Fed Kerek Suku Bunga



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah kembali melanjutkan tren negatif pada perdagangan hari ini.  Kamis (16/6), rupiah di pasar spot mengalami depresiasi 0,16% ke level Rp 14.768 per dolar Amerika Serikat (AS).

Namun, di kurs referensi Jisdor Bank Indonesia (BI), rupiah justru punya nasib yang berbeda. Mata uang Garuda ini ditutup di level Rp 14.741 per dolar AS sehingga berhasil menguat tipis 0,03% dibandingkan penutupan sebelumnya.

Research & Education Coordinator Valbury Asia Futures Nanang Wahyudin mengungkapkan, tekanan terhadap rupiah datang dari keputusan The Fed yang menaikkan suku bunga sebesar 75 bps sebagai upaya meredam tingginya laju inflasi AS.


Untuk besok (17/6), rupiah diprediksi masih cukup sulit keluar dari tekanan. Menurutnya, saat ini pelaku pasar tengah menanti bagaimana risalah data terbaru dari AS mengenai klaim tunjangan pengangguran akan berdampak pada pergerakan dolar AS ke depan.

Baca Juga: Rupiah Spot Kembali Ditutup Melemah ke Rp 14.768 Per Dolar AS Pada Hari Ini (16/6)

“Sentimen rupiah di akhir pekan diperkirakan juga akan datang dari bagaimana pasar global menyikapi kenaikan suku bunga Inggris, dimana estimasi kenaikan suku bunga 25 bps menjadi 1,25%,” ujar Nanang ketika dihubungi Kontan.co.id, Kamis (16/6).

Sementara dari dalam negeri, ia melihat kasus baru positif Covid-19 di Indonesia meningkat telah menjadi sorotan bagi pelaku pasar. Hal tersebut dinilai dapat mengganjal bagi pertumbuhan perekonomian dalam negeri.

Dengan berbagai faktor tersebut, dia melihat secara keseluruhan dolar AS masih berpotensi menguat sehingga rupiah masih akan berada dalam tekanan. Selain itu, ia menilai rupiah cukup sulit untuk menguat dan bergerak di bawah Rp 14.700 dalam waktu dekat ini.

Berdasarkan hitungan Nanang, rupiah pada perdagangan Jumat berpotensi bergerak pada kisaran Rp 14.750 - Rp 14.820 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari