Rupiah terkoreksi akibat data ekonomi



JAKARTA. Mengawali pekan pertama di tahun 2015, rupiah mengalami koreksi cukup dalam. Data ekonomi domestik yang di bawah ekspektasi menjadi determinan utama yang membuat rupiah tersungkur.

Pada Senin (5/1), pasangan USD/IDR di pasar spot melemah 0,55% ke level 12.614. Pelemahan rupiah lebih tinggi terjadi di kurs tengah Bank Indonesia (BI) yang turun 0,922% menjadi Rp 12.589 per dollar AS.

Rully Arya Wisnubroto, Analis Pasar Uang PT Bank Mandiri Tbk mengatakan, koreksi rupiah yang lumayan tajam banyak disebabkan oleh defisit neraca dagang Indonesia yang melebihi ekspektasi.


Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, neraca perdagangan Indonesia pada November 2014 defisit sebesar US$ 420 juta. Pada bulan sebelumnya, neraca perdagangan masih surplus US$ 20 juta.

Data ini mengubur optimisme banyak pihak yang memprediksi neraca perdagangan bakal membaik terutama didorong oleh kebijakan Presiden Joko Widodo mengurangi subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM).

"Rupiah sangat sensitif terhadap data neraca perdagangan sehingga wajar langsung melemah saat defisit melebar," terang Rully, Senin (5/1). Sentimen global juga turut menambah tekanan rupiah.

Rully memproyeksikan pergerakkan rupiah hari ini pada rentang yang lebih lebar, yakni Rp 12.525-Rp 12.695 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie