JAKARTA. Salah satu sektor yang terpukul akibat kurs rupiah yang melorot terhadap dollar AS adalah farmasi. Pasalnya, perusahaan farmasi masih mengimpor mayoritas bahan baku yang digunakan untuk obat-obatan yang diproduksi. Misalnya, PT Kimia Farma Tbk (KAEF). Rusdi Rosman, Direktur Utama Kimia Farma mengatakan, porsi impor bahan baku perusahaan mencapai 90% dari total kebutuhan. Oleh karena itu, merosotnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS bisa membuat biaya produksi membengkak. Buntutnya, perusahaan akan sulit mendongkrak kinerja, terutama laba bersih. Berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia, nilai tukar rupiah terhadap mata uang Paman Sam itu diperdagangkan di level Rp 10.504 per dollar As. "(melemahnya rupiah) sangat terasa untuk jangka panjang, namun, untuk dua sampai tiga bulan ke depan belum akan terlihat karena stok masih ada," kata ujar Rusdi kepada KONTAN, Selasa (20/8).
Rupiah terkoreksi, ini strategi KAEF
JAKARTA. Salah satu sektor yang terpukul akibat kurs rupiah yang melorot terhadap dollar AS adalah farmasi. Pasalnya, perusahaan farmasi masih mengimpor mayoritas bahan baku yang digunakan untuk obat-obatan yang diproduksi. Misalnya, PT Kimia Farma Tbk (KAEF). Rusdi Rosman, Direktur Utama Kimia Farma mengatakan, porsi impor bahan baku perusahaan mencapai 90% dari total kebutuhan. Oleh karena itu, merosotnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS bisa membuat biaya produksi membengkak. Buntutnya, perusahaan akan sulit mendongkrak kinerja, terutama laba bersih. Berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia, nilai tukar rupiah terhadap mata uang Paman Sam itu diperdagangkan di level Rp 10.504 per dollar As. "(melemahnya rupiah) sangat terasa untuk jangka panjang, namun, untuk dua sampai tiga bulan ke depan belum akan terlihat karena stok masih ada," kata ujar Rusdi kepada KONTAN, Selasa (20/8).