Rupiah terpapar isu perang dagang



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di ujung Maret, nilai tukar rupiah masih cenderung tertekan. Minimnya sentimen domestik menyebabkan mata uang Garuda rentan terhadap faktor eksternal.

Di akhir sesi perdagangan Kamis (29/3), kurs rupiah di pasar spot melemah tipis 0,01% ke Rp 13.766 per dollar AS. Sepekan ini, rupiah menyusut 0,20%. Mengacu Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), kurs rupiah melemah 0,08% menjadi Rp 13.756 per dollar AS. Tapi dalam sepekan, kurs rupiah JISDOR masih menguat 0,15%.

Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual menilai, pergerakan rupiah sepanjang pekan ini masih dipengaruhi sentimen luar negeri. Terutama isu perang dagang terkait kebijakan tarif impor AS. "Kebijakan ini rencananya baru direalisasikan setelah Juni nanti. Selama itu, isu masih bergulir dan akan ada negosiasi," jelas dia, kemarin.


Analis Asia Tradepoint Futures Andri Hardianto menilai, rupiah bisa dibilang hanya bersandar pada kebijakan intervensi Bank Indonesia. "Secara psikologis, rupiah bergerak di level Rp 13.800 sampai Rp 14.000," kata Andri.

Untuk mendorong penguatan rupiah, dibutuhkan perbaikan kondisi makro ekonomi. Seperti diketahui, BI memutuskan untuk menahan suku bunga acuan demi memberi stimulasi pada sektor bisnis. Meski inflasi terjaga, pertumbuhan kredit masih rendah. Sepanjang 2017, kredit bank cuma tumbuh 8,22% (yoy). "Ini menunjukkan sektor bisnis kita masih minim ekspansi," papar Andri.

Ia memprediksi rupiah pekan depan masih bergejolak di rentang Rp 13.700–Rp 13.780 per dollar AS. Adapun David memperkirakan kurs rupiah pekan depan menguat dengan rentang pergerakan Rp 13.700–Rp 13.750 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati