JAKARTA. Rupiah kembali terpuruk pada perdagangan hari ini (28/3). Mata uang Garuda ini bahkan mendekati level terlemah dalam dua bulan, menjelang keputusan kenaikan harga BBM bersubsidi pada pekan ini.Nilai tukar rupiah terdepresiasi 0,2% ke posisi Rp 9.195 per dollar AS pada pukul 9.14 di Jakarta. Sebelumnya, pada 23 Maret lalu, mata uang sempat menyentuh Rp 9.225 per dollar AS, yang merupakan level terlemah sejak 12 Januari. Jika dihitung sepanjang kuartal pertama ini, rupiah pun sudah terpangkas sebesar 1,4%. Ini merupakan kinerja terburuk di antara 10 mata uang Asia teraktif, di luar yen.Rupiah tertekan karena investor asing menarik dananya dari obligasi negara, akibat kekhawatiran kenaikan harga bahan bakar sebesar 33% akan memicu laju inflasi. Kepemilikan asing pada surat utang pemerintah surut 4,4% menjadi Rp 225,52 triliun terhitung sejak akhir Januari lalu. Pada awal Maret, Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution menyebutkan, inlfasi bisa mencapai 6,8% di tahun ini, jika harga bahan bakar jadi dinaikkan."Selama masalah penyesuaian harga bahan bakar belum diputuskan, maka rupiah akan terus berada di bawah tekanan. Demonstrasi tidak membantu meningkatkan sentimen di pasar," ujar Gundy Cahyadi, ekonom di Oversea-Chinese Banking Corp., Singapura.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Terpuruk, rupiah menuju level terlemah dua bulan
JAKARTA. Rupiah kembali terpuruk pada perdagangan hari ini (28/3). Mata uang Garuda ini bahkan mendekati level terlemah dalam dua bulan, menjelang keputusan kenaikan harga BBM bersubsidi pada pekan ini.Nilai tukar rupiah terdepresiasi 0,2% ke posisi Rp 9.195 per dollar AS pada pukul 9.14 di Jakarta. Sebelumnya, pada 23 Maret lalu, mata uang sempat menyentuh Rp 9.225 per dollar AS, yang merupakan level terlemah sejak 12 Januari. Jika dihitung sepanjang kuartal pertama ini, rupiah pun sudah terpangkas sebesar 1,4%. Ini merupakan kinerja terburuk di antara 10 mata uang Asia teraktif, di luar yen.Rupiah tertekan karena investor asing menarik dananya dari obligasi negara, akibat kekhawatiran kenaikan harga bahan bakar sebesar 33% akan memicu laju inflasi. Kepemilikan asing pada surat utang pemerintah surut 4,4% menjadi Rp 225,52 triliun terhitung sejak akhir Januari lalu. Pada awal Maret, Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution menyebutkan, inlfasi bisa mencapai 6,8% di tahun ini, jika harga bahan bakar jadi dinaikkan."Selama masalah penyesuaian harga bahan bakar belum diputuskan, maka rupiah akan terus berada di bawah tekanan. Demonstrasi tidak membantu meningkatkan sentimen di pasar," ujar Gundy Cahyadi, ekonom di Oversea-Chinese Banking Corp., Singapura.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News