Rupiah tersengat kebijakan The Fed



KONTAN.CO.ID - Faktor eksternal menyebabkan nilai tukar rupiah tertekan terhadap dollar AS sepanjang pekan ini. Jumat (22/9), Bank Indonesia (BI) mencatat, kurs rupiah berada di level Rp 13.325 per dollar Amerika Serikat (AS). 

Posisi rupiah ini melemah 0,41% dibandingkan dengan hari Rabu (20/9). Sementara di pasar spot, mata uang Garuda menguat tipis 0,2% ke level Rp 13.312 per dollar AS setelah melorot ke level Rp 13.339 pada Kamis (21/9).

Putu Agus Pransuamitra, Analis Monex Investindo Futures mengatakan, hasil rapat FOMC cukup berdampak pada melemahnya rupiah terhadap dollar AS. Putu menambahkan, selain FOMC, tidak banyak sentimen yang berpengaruh terhadap kinerja rupiah. "Pekan ini faktor domestik tidak ada. Semua fokusnya menuju FOMC," kata dia.


Research & Analyst Valbury Asia, Lukman Leong menilai, pergerakkan rupiah di pekan ini banyak dipengaruhi oleh isu seputar FOMC yang ditambah dengan tren positif mata uang negeri Paman Sam. "Tanpa melihat kebijakan FOMC pun, posisi dollar masih kuat terhadap sejumlah mata uang, termasuk rupiah," terang Lukman.

Lukman memprediksi, Senin (25/9), kurs rupiah terhadap dollar AS berpeluang melemah di kisaran Rp 13.280-Rp 13.350. Sedangkan Putu memprediksi rupiah akan melemah di kisaran Rp 13.300-Rp 13.350 per dollar AS.

Kendati demikian, Putu meramalkan, rupiah berpeluang bergerak stabil pada pekan depan. Arah rupiah akan bergantung pada hasil kebijakan moneter BI hari ini. "Terutama suku bunga acuan dan outlook pasar beberapa bulan ke depan," kata Putu.

Di samping itu, adanya agenda pemilu Jerman dan rencana rilis data GDP AS diyakini bakal menjadi sentimen eksternal yang mempengaruhi gerak rupiah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati