Rupiah terseok, ini saran analis untuk BI



JAKARTA. Pelemahan rupiah terhadap USD akhir-akhir ini cukup membuat pelaku pasar panik. Bahkan, beberapa bank internasional memprediksi pelemahan rupiah terus berlanjut hingga akhir tahun.

Fauzi Ichsan, Senior Economist menilai, pelemahan rupiah yang terjadi saat ini berbeda dengan kondisi tahun 1998. Saat ini, pelemahan rupiah disebabkan oleh faktor fundamental. Sementara tahun 1998, keoknya rupiah ditengarai oleh krisis global.

Fauzi bilang, ada dua cara yang dapat dilakukan Bank Indonesia (BI) untuk mengatasi pelemahan rupiah saat ini. Pertama, BI perlu melakukan intervensi di pasar valuta asing secara besar-besaran dengan menguras cadangan devisanya. Untuk diketahui, posisi cadangan devisa per akhir Februari sebesar US$ 155,5 miliar. Adapun cara kedua yakni dengan menaikkan suku bunga.


"Tidak ada cara lain," tegas Fauzi Ichsan.

Fauzi memprediksi rupiah akhir tahun bertengger di level 13.000. Skenario ini sangat moderat mengingat beberapa bank internasional cukup pesimistis memandang kinerja rupiah hingga akhir tahun. GP Morgan memprediksi rupiah akan melemah ke level 14.000 pada penghujung tahun. Sementara Credit Suisse meramal rupiah akan melemah hingga ke level 13.650.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie