Rupiah terseret data pengangguran Amerika



JAKARTA. Rupiah berpeluang melanjutkan koreksi, pada Senin (2/2). Ini karena kurangnya sentimen domestik dan membaiknya indikator ekonomi Amerika Serikat (AS).

Jumat (30/1), rupiah di pasar spot ditutup melemah 0,71% ke Rp 12.672 per dollar AS. Dalam sepekan, rupiah terkoreksi 1,32%. Sementara kurs tengah Bank Indonesia (BI) pasangan USD/IDR naik 0,88% ke 12.625.

Reny Eka Putri, Analis Pasar Uang Bank Mandiri, memaparkan, pelemahan rupiah terjadi akibat sentimen eksternal. Salah satunya adalah jumlah pengangguran mingguan AS yang di 265.000 yang diumumkan akhir pekan lalu. Angka ini di bawah jumlah pengangguran pekan sebelumnya di 308.000. "Efeknya besar, karena itu angka terbaik dalam 15 tahun terakhir," kata Reny, Jumat (30/1).


Analis MNC Securities, Reza Nugraha menambahkan, pelaku pasar menanti pengumuman Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini. "Kalau defisit neraca perdagangan membaik tentu bisa menjadi sentimen positif bagi rupiah," terang Reza. Kedua analis memprediksi, rupiah kembali terkoreksi pada hari ini. Reny memperkirakan, pasangan USD/IDR di Rp 12.520-Rp 12.695. Dan Reza memproyeksikan, di Rp 12.500-Rp 12.700.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana