Rupiah terseret spekulasi domestik



JAKARTA. Membuka tahun 2016, rupiah ternyata malah tersungkur di hadapan USD. Lonjakan inflasi bulanan ternyata berimbas negatif pada pergerakan rupiah, sebab ada spekulasi yang mengekor dibelakang sajian data inflasi.

Di pasar spot, Senin (4/1) valuasi rupiah melemah 0,82% ke level Rp 13.943 per dollar AS dibanding hari sebelumnya. Sejalan, di kurs tengah Bank Indonesia rupiah juga terseret 0,74% di level Rp 13.898 per dollar AS.

Pemaparan Rully Arya Wisnubroto, Analis Pasar Uang PT Bank Mandiri Tbk pelemahan ini terjadi di tengah tingginya spekulasi di pasar global akibat turunnya inflasi tahunan. Dari data yang dirilis Badan Pusat Statistik, inflasi Desember 2015 secara bulanan naik 0,96% atau merupakan kenaikan tertinggi sejak 2010 lalu.


Namun, secara tahunan (YoY), inflasi Indonesia justru berada di level 3,35% seperti yang diharapkan pemerintah dan Bank Indonesia. Serta itu merupakan level terendahnya dalam lima tahun terakhir. “Karena ini pasar menduga sudah saatnya BI memangkas suku bunga,” prediksi Rully.

Ekspektasi ini yang lantas menenggelamkan rupiah. Pasar mengharapkan BI memangkas suku bunga hingga 50 bps. Seperti yang diketahui ketika terjadi penurunan suku bunga maka bisa dipastikan nilai tukar mata uang pun akan tergores.

“Katalis domestik ini yang lalu menyeret rupiah di perdagangan hari ini,” tutur Rully.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie