Rupiah tertekan BBM & jelang rilis data AS



JAKARTA. Penantian sajian data sektor tenaga kerja Amerika Serikat yang akan rilis malam nanti jadi penyebab utama koreksi yang didulang rupiah di perdagangan hari ini. Belum lagi sektor domestik turut menambah beban pergerakan bagi mata uang Garuda di akhir pekan.

Di pasar spot, Jumat (6/1) valuasi rupiah tergelincir 0,03% ke level Rp 13.371 per dollar AS dibanding hari sebelumnya. Sementara di kurs tengah Bank Indonesia posisi rupiah berhasil menguat tipis 0,17% ke level Rp 13.347 per dollar AS.

Sri Wahyudi, Research and Analyst PT Garuda Berjangka menuturkan kenaikan BBM menjadi katalis yang menyudutkan pergerakan rupiah. Walau memang efeknya tidak signifikan mengingat pengaruh dari sisi eksternal tetap mendominasi pergerakan rupiah.


"Terjadi antisipasi pelaku pasar terhadap rilis data tenaga kerja AS yang diduga belum akan membaik," tutur Wahyudi.

Efeknya posisi dollar AS yang sudah melemah cukup tajam beberapa hari terakhir memicu pelaku pasar untuk melakukan aksi bargain hunting. Hal ini dilakukan dalam rangka mengantisipasi pelemahan dollar AS yang lebih dalam pasca data tersebut dirilis.

Memang diduga upah tenaga kerja AS Desember 2016 akan tumbuh. Namun angka tenaga kerja sektor non pertanian diperkirakan akan menyusut dari 178.000 menjadi 175.000 dengan tingkat pengangguran yang naik dari 4,6% menjadi 4,7%.

"Sehingga wajar saja pelemahannya lebih terbatas mengingat performa dollar AS yang juga dirudung katalis negatif," tambah Wahyudi.

Belum lagi data kepercayaan konsumen Indonesia Desember 2016 juga merosot. Walau masih di atas level 100, namun posisinya terus mengempis sejak Oktober 2016 lalu. Ini yang membuat rupiah sesaat kehilangan keseimbangannya secara domestik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto