Rupiah tertekan, BI rate tetap bertahan



JAKARTA. Hari ini, Bank Indonesia (BI) akan mengumumkan suku bunga acuan (BI rate) untuk bulan Juli. Menjelang puasa dan Lebaran, ekspektasi inflasi diprediksi bakal melejit. Toh, sejumlah ekonom memprediksi, BI belum akan mengutak-atik bunga acuan, alias tetap 5,75%.

Para analis memperkirakan, rezim bunga acuan 5,75% ini masih akan bertahan lama yakni sampai akhir tahun ini. Doddy Arifianto, ekonom dari Universitas Ma Chung, Malang, bilang, tak ada alasan kuat bagi bank sentra untuk mengubah suku bunga acuan. Inflasi bulan Juni lalu memang naik 0,62%.

Inflasi bulan Juli ini serta Agustus juga diperkirakan akan masuk masa puncaknya, namun Doddy yakin bahwa sampai akhir tahun nanti inflasi masih akan sesuai target, sehingga BI rate tak perlu naik atau turun. Perkiraan dia, inflasi sampai akhir tahun akan berada di kisaran 5,4%. "Jadi, tingkat bunga 5,75% bisa dipertahankan sampai akhir tahun," tandas Doddy, kemarin.


Ekonom Standard Chartered Bank Eric Alexander Sugandi juga yakin kalau BI belum akan memangkas suku bunga untuk menjaga rupiah, meski belakangan melemah. Menurutnya, BI rate tidak perlu naik agar sektor riil menggeliat lebih kencang.

Purbaya Yudhi Sadewa, Kepala Ekonom Danareksa Research Institute juga menebak, BI rate akan bertahan di level 5,75% sampai akhir tahun. Apalagi, ekspektasi inflasi tinggi akibat rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) sudah berakhir.

Prediksi ini tampaknya tak berlebihan. Gubernur BI Darmin Nasution mengatakan, dalam enam bulan pertama tahun ini, angka inflasi terjaga di level rendah. Namun, Darmin mengakui ada potensi peningkatan inflasi dalam beberapa bulan ke depan. Proyeksi pemerintah, semester dua ini, angka inflasi akan lebih tinggi dari semester satu lalu, yaitu sekitar 4,8%.

Di semester satu lalu inflasi tahunan 4,53%. Meski begitu, BI dan pemerintah masih yakin inflasi pada tahun 2012 masih akan ada di kisaran 4,5% plus minus 1%.

Ekonom Samuel Sekuritas Lana Soelistyaningsih menilai, suku bunga acuan sebesar 5,75% masih cukup nyaman bagi investor. Dalam kondisi ketidakpastian ekonomi yang tinggi, sinyal kehati-hatian serta aksi tak reaktif BI sangat dibutuhkan agar tidak menimbulkan kepanikan pasar.

Kata Lana, dengan inflasi yang rendah seperti sekarang ini, sejatinya ada peluang bagi BI untuk menggunting suku bunga acuan. Namun, karena kurs tukar rupiah melemah, ia yakin, BI belum akan mengutak-atik BI rate.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie