Rupiah tertekan data inflasi



JAKARTA. Mata uang garuda kembali perkasa di akhir pekan. Penutupan Jumat (31/8), USD/IDR di pasar spot, turun 0,13% di 9.572. Sementara kurs tengah dollar AS di Bank Indonesia (BI) turun 0,13% menjadi 9.560 per dollar AS. Hari ini, rupiah diproyeksi akan melemah.

Laju inflasi Indonesia selama Agustus mengganjal potensi penguatan rupiah. Sementara pernyataan Ben Bernanke, akhir pekan lalu, menurut Lana Soelistianingsih, Ekonom Samuel Sekuritas hanya akan membawa imbas yang sesaat. "Pasar masih menunggu kepastian quantitative easing ketiga pada FOMC meeting 12 - 13 September," ujar dia. Inflasi diprediksi naik 0,91% dari 0,72%. Defisit neraca perdagangan diprediksi US$ 800 juta.

Mochamad Doddy Arifianto, Pengamat pasar valuta dari Universitas Ma Chung, memproyeksi defisit berjalan bisa mencapai US$ 1,3 miliar. Dia menambahkan, data domestik banyak mempengaruhi pergerakan rupiah selama sepekan.


Karena kondisi itu, kedua analis menduga rupiah tertekan, hari ini. Doddy memproyeksi nilai tukar dollar AS akan menguat antara Rp 9.540 hingga Rp 9.580. Prediksi Lana, USD/IDR akan bergerak mendatar cenderung naik di kisaran 9.560 sampai 9.580.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana