Rupiah tertekan Eropa dan siklus



JAKARTA. Rupiah kemarin (23/4) kembali loyo. Di pasar spot sampai pukul 18:05 WIB, rupiah melemah 0,03% ke Rp 9.187 dibanding akhir pekan lalu. Sedang merujuk kurs tengah Bank Indonesia, rupiah justru tidak bergerak di Rp 9.184 per dollar AS.

Analis Bank BNI Klara Pramesti mengatakan, hal ini karena ada sentimen negatif dari Eropa. Empat bank besar Yunani mengalami kerugian. β€œIni konfirmasi kering likuiditas di Eropa,” kata dia. Akibatnya, euro terus tertekan dan rupiah pun melemah.

Standard & Poor\'s yang belum juga memasukkan Indonesia ke area investment grade ikut menekan rupiah. Senin (23/4), S&P menahan rating Indonesia di BB+ dengan outlook positif. "Sentimen ini bisa berlanjut hari ini," ujar Veni Kriswandi, Head of Trading Bank Commonwealth.


Apalagi, tiap akhir bulan, permintaan dollar korporasi biasa meningkat. Plus, Veni menduga, dana asing keluar dari bursa saham, berpotensi melemahkan rupiah.Klara melihat, rupiah bisa menguat karena adanya lelang sukuk hari ini.Dia memprediksi rupiah akan bergerak di kisaran Rp 9.130 – Rp 9.150 per dollar AS. Sedangkan, Veni memperkirakan rupiah akan melemah dengan kisaran Rp 9.170 – Rp 9.195 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri