Rupiah tertekan jelang FOMC statement



JAKARTA. Mata uang regional termasuk rupiah melemah di tengah tren membaiknya ekonomi Amerika Serikat. Pasar cenderung wait and see dengan pernyataan yang akan diutarakan Gubernur Federal Reserve Janet Yellen dalam Federal Open Market Commitee (FOMC) statement pekan depan. 

Di pasar spot pada Kamis (23/7) rupiah tercatat melemah 0,34% ke level Rp 13.420 per dollar AS. Senada, kurs tengah Bank Indonesia turun 0,19% ke level Rp 13.394.

David Sumual, Ekonom Bank BCA menilai, pelemahan rupiah ini menyusul akan diadakannya FOMC Statement pada Kamis (30/7) pekan depan. Apalagi sekarang krisis Yunani sudah selesai.


Dengan begitu, pasar akan fokus kepada kebijakan yang akan diambil oleh Janet Yellen selaku Gubernur The Fed. Ditambah lagi pada Rabu (22/7) AS merilis data positif terkait penjualan rumah seken.

“Selain itu, ekspektasi data pengangguran di AS diprediksi menurun di 279.000 dibandingkan periode sebelumnya di 281.000. Menyebabkan beberapa mata uang regional melemah, termasuk rupiah,” kata David.

Sementara dari dalam negeri, David mengutarakan masih kurang sentimen. Pelemahan rupiah pada Kamis (23/7) juga dipengaruhi oleh turunnya harga komoditas. “Rupiah termasuk mata uang negara yang tergantung dengan harga komoditas. Sehingga, saat komoditas harganya turun bisa menyeret rupiah juga,” imbuh David.

Untuk Jumat (24/7), David menduga rupiah masih akan bergerak stabil cenderung melemah karena pasar yang masih wait and see dengan pernyataan Yellen yang akan dicuatkan pada FOMC Statement pekan depan. David menduga, posisi USD/IDR Jumat (24/7) akan bergulir di kisaran 13.350 - 13.450.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia