JAKARTA. Pergerakan rupiah awal pekan masih lesu. Pasangan USD/IDR, Senin (15/10), di pasar spot menguat 0,39% di 9.623. Sedangkan, berdasar kurs tengah BI, rupiah menguat 0,12% ke 9.590 terhadap dollar AS. Analis Divisi Tresuri BNI Klara Pramesti mengatakan, rilis indeks data kepercayaan konsumen AS yang bagus dan data neraca perdagangan China positif sebenarnya bisa menjadi faktor pendorong rupiah. Sayang, permintaan korporasi terhadap dollar AS untuk keperluan ekspor impor besar. Analis Monex Investindo Futures Albertus Christian menambahkan, kondisi Eropa yang belum stabil masih jadi sentimen negatif. Namun, ada obat kuat bagi rupiah, yaitu data inflasi China yang melambat. Consumer Price Index (CPI) China turun dari 1,9% dari 2,0%.
Rupiah tertekan kebutuhan dalam negeri
JAKARTA. Pergerakan rupiah awal pekan masih lesu. Pasangan USD/IDR, Senin (15/10), di pasar spot menguat 0,39% di 9.623. Sedangkan, berdasar kurs tengah BI, rupiah menguat 0,12% ke 9.590 terhadap dollar AS. Analis Divisi Tresuri BNI Klara Pramesti mengatakan, rilis indeks data kepercayaan konsumen AS yang bagus dan data neraca perdagangan China positif sebenarnya bisa menjadi faktor pendorong rupiah. Sayang, permintaan korporasi terhadap dollar AS untuk keperluan ekspor impor besar. Analis Monex Investindo Futures Albertus Christian menambahkan, kondisi Eropa yang belum stabil masih jadi sentimen negatif. Namun, ada obat kuat bagi rupiah, yaitu data inflasi China yang melambat. Consumer Price Index (CPI) China turun dari 1,9% dari 2,0%.