Rupiah tertekan meningkatnya spekulasi The Fed



JAKARTA. Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan, dollar AS mempertahankan penguatannya, sinyal The Fed yang kembali membuka peluang menaikkan suku bunga di akhir tahun ini menjadi salah satu faktornya.

"Sinyal kenaikan suku bunga AS seiring dengan data ekonomi Amerika Serikat yang optimis," katanya, Jumat (18/11).

Ia menambahkan bahwa dirilisnya angka klaim pengangguran Amerika Serikat yang berada pada level rendah dan penjualan rumah yang meningkat menjadi salah satu alasan bagi The Fed memperketat kebijakan moneternya.


"Mayoritas mata uang dunia juga cenderung mengalami pelemahan terhadap dollar AS," katanya.

Sementara itu, Analis dari PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong mengatakan, Bank Indonesia yang masih berada di pasar valas dan surat utang dalam rangka menjaga fluktuasi mata uang domestik membuat pelemahan rupiah relatif terbatas.

Di sisi lain, lanjut dia, rupiah juga masih terjaga oleh sentimen dari dalam negeri mengenai amnesti pajak. Pemerintah diharapkan terus melakukan sosialisasi sehingga pencapaian dana amnesti pajak pada periode II ini lebih baik dibandingkan periode sebelumnya.

Otot rupiah kembali mengendur di hadapan dollar Amerika Serikat (AS) akhir pekan. Mengacu data Bloomberg, pukul 15:59 WIB di pasar spot rupiah ke Rp 13.428 per dollar AS atau melemah 0,41% dari penutupan kemarin Rp 13.373 per dollar AS.

Senasib, pada kurs Jakarta Interbank Spot Dollar (JISDOR), rupiah ke Rp 13.385 per dollar AS atau melemah 0,28% dari penutupan kemarin p 13.347 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto