Rupiah tertekan spekulasi data ekonomi AS



JAKARTA. Rupiah semakin tak berdaya di hadapan dollar Amerika Serikat. Belum tampak tanda-tanda kebangkitan rupiah, justru naga-naganya tren tersebut berlanjut pada perdagangan hari ini.

Kemarin (3/6), pasangan USD/IDR di pasar spot naik 0,15% menjadi 13.230. Sementara berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia, rupiah menguat 0,25% menjadi 13.196.

Putu Agus Pransuamitra, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures melihat, sentimen eksternal lebih dominan menjadi faktor penekan rupiah. Salah satunya adalah spekulasi mengenai data tenaga kerja di Amerika Serikat (AS) yang dirilis Rabu (3/6) malam.


Spekulasi yang beredar, angka penyerapan tenaga kerja di AS selama Mei 2015, meningkat dari prediksi awal sebanyak 169.000 orang menjadi 198.000 orang. Negeri Paman Sam juga akan meluncurkan data sektor ketenagakerjaan akhir pekan ini. "Kemungkinan data AS bagus, sehingga dollar menguat," ujar Putu. Maklum, membaiknya data AS ini memicu spekulasi bank sentral AS (The Fed) akan menaikkan suku bunga acuannya dalam waktu dekat.

Trian Fathria, Research and Analyst Divisi Treasury Bank Negara Indonesia (BNI) memproyeksikan, hari ini rupiah akan kembali terkoreksi. Kondisi ini sejatinya tidak hanya dialami rupiah. Mata uang utama dunia lainnya juga terimbas penguatan dollar.

Hari ini, Trian memproyeksikan, rupiah bergerak dalam rentang 13.150-13.230. Prediksi Putu, rupiah berpeluang melemah dan bergerak dalam rentang 13.120-13.300. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Uji Agung Santosa