Rupiah tertopang arus hot money



JAKARTA. Rupiah ditutup menguat terbatas terhadap dollar AS pada akhir pekan lalu. Di pasar spot, pasangan USD/IDR turun 0,28% menjadi 12.091. Kurs tengah dollar AS di Bank Indonesia (BI) juga turun 0,23% ke 12.090.Analis pasar uang Bank Mandiri, Rully Arya Wisnubroto menilai, penguatan rupiah tersokong data defisit current account  Indonesia yang menyempit. Selain itu, tertopang capital inflow di pasar modal sepanjang Januari. Kata Rully, Ini menunjukkan tren positif bagi rupiah ke depan. Apalagi, dari eksternal, bursa Wall Street diharapkan menguat pasca publikasi laporan keuangan emiten AS. Ini bisa berimbas positif terhadap IHSG, dan  memperbanyak capital inflow  ke Indonesia.Senior Researcher and Analyst Monex Investindo Futures, Albertus Christian menduga, rupiah akan dipengaruhi rilis data China pada pekan ini. Produksi industri China secara year on year diprediksi turun dari 10% menjadi 9,8%. Jika hasilnya negatif, bisa menekan rupiah. Sebaliknya, jika data positif, rupiah bisa lanjut menguat terbatas. Albertus memprediksi, pasangan USD/IDR, Senin (20/1), bergulir di kisaran 12.060-12.200. Prediksi Rully, USD/IDR bergerak antara 11.950-12.200.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Dupla Kartini