JAKARTA. Pergerakan rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (USD) relatif mendatar. Di pasar spot, Senin (14/10), pasangan USD/IDR turun 0,18% dibanding hari sebelumnya menjadi 12.200. Kurs tengah Bank Indonesia (BI) mencatat, rupiah menguat tipis 0,04% ke level Rp 12.202. Albertus Christian, analis Monex Investindo Futures, menilai, penguatan rupiah efek perbaikan data neraca perdaganganTiongkok. Ekspor dan impor bulan September tercatat naik. Ini meredakan kekhawatiran terkait dengan pelambatan ekonomi China. "Positif bagi pertumbuhan ekspor Indonesia," ujarnya. David Sumual, Ekonom Bank Central Asia (BCA), mengatakan, rupiah bisa sedikit bernafas, lantaran dollar AS masih loyo. Ini imbas pernyataan The Fed yang akan menahan suku bunga, karena khawatir terhadap pelambatan ekonomi global. Prediksi David, hari ini (14/10), rupiah masih berpotensi menguat di kisaran Rp 12.160-Rp 12.230.
Rupiah tertopang data China
JAKARTA. Pergerakan rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (USD) relatif mendatar. Di pasar spot, Senin (14/10), pasangan USD/IDR turun 0,18% dibanding hari sebelumnya menjadi 12.200. Kurs tengah Bank Indonesia (BI) mencatat, rupiah menguat tipis 0,04% ke level Rp 12.202. Albertus Christian, analis Monex Investindo Futures, menilai, penguatan rupiah efek perbaikan data neraca perdaganganTiongkok. Ekspor dan impor bulan September tercatat naik. Ini meredakan kekhawatiran terkait dengan pelambatan ekonomi China. "Positif bagi pertumbuhan ekspor Indonesia," ujarnya. David Sumual, Ekonom Bank Central Asia (BCA), mengatakan, rupiah bisa sedikit bernafas, lantaran dollar AS masih loyo. Ini imbas pernyataan The Fed yang akan menahan suku bunga, karena khawatir terhadap pelambatan ekonomi global. Prediksi David, hari ini (14/10), rupiah masih berpotensi menguat di kisaran Rp 12.160-Rp 12.230.