Bak mimpi buruk di siang bolong yang kembali terjadi, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika pada siang hari ini sempat jatuh ke Rp 11.950 dan mulai menguat kembali ke Rp 11.000. Pergerakan yang cepat seperti ini membuat beberapa analis pasar uang percaya rupiah bisa melemah ke Rp 12.000- Rp 13.000 dalam singkat.Penyebabnya tak lain tak bukan dari kelangkaan mata uang USD di pasar-pasar uang dunia. “Kerugian bank-bank besar di Amerika membuat mereka kekurangan dana dan mulai menarik kredit yang pernah diberikan. Akibatnya, banyak investor menarik aset-asetnya di emerging market dan membawa dolar kembali ke Amerika,” terang Fauzi Ichsan Global Economist Standard Chartered Bank. Jadi tak perlu heran kalau mata uang dari negeri Paman Sam itu menguat ke hampir semua mata uang dunia gara-gara langka. “Sebenarnya kalau kita melihat penurunan nilai rupiah dari awal tahun, penurunannya belumlah terlalu buruk dibandingkan yang lain,” tambah Fauzi. Menurut Fauzi, untuk data nilai tukar Senin (27/10) rupiah baru melemah 14,2%, Sementara Bath Thailand sudah 15,1%, Peso Philipina 16,4%, Rupee India 21,5%, Poundsterling Inggris 23,2%, New Zealand Dolar 30%, dan Won Korea 35,7%.
Rupiah Terus Melemah, Gara-Gara masalah Global
Bak mimpi buruk di siang bolong yang kembali terjadi, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika pada siang hari ini sempat jatuh ke Rp 11.950 dan mulai menguat kembali ke Rp 11.000. Pergerakan yang cepat seperti ini membuat beberapa analis pasar uang percaya rupiah bisa melemah ke Rp 12.000- Rp 13.000 dalam singkat.Penyebabnya tak lain tak bukan dari kelangkaan mata uang USD di pasar-pasar uang dunia. “Kerugian bank-bank besar di Amerika membuat mereka kekurangan dana dan mulai menarik kredit yang pernah diberikan. Akibatnya, banyak investor menarik aset-asetnya di emerging market dan membawa dolar kembali ke Amerika,” terang Fauzi Ichsan Global Economist Standard Chartered Bank. Jadi tak perlu heran kalau mata uang dari negeri Paman Sam itu menguat ke hampir semua mata uang dunia gara-gara langka. “Sebenarnya kalau kita melihat penurunan nilai rupiah dari awal tahun, penurunannya belumlah terlalu buruk dibandingkan yang lain,” tambah Fauzi. Menurut Fauzi, untuk data nilai tukar Senin (27/10) rupiah baru melemah 14,2%, Sementara Bath Thailand sudah 15,1%, Peso Philipina 16,4%, Rupee India 21,5%, Poundsterling Inggris 23,2%, New Zealand Dolar 30%, dan Won Korea 35,7%.