Rupiah toreh pelemahan bulanan terburuk sejak 2009



JAKARTA. Rupiah saat ini mencatatkan pelemahan bulanan terburuk sejak Februari 2009 lalu. Pagi ini (31/7) pukul 09.00, rupiah di pasar spot keok 3,4% pada Juli menjadi 10.273 per dollar AS. Kemarin, posisi rupiah sempat menyentuh level terendah dalam empat tahun terakhir di 10.293 dan tak banyak berubah posisi pada hari ini. Posisi rupiah di pasar spot lebih perkasa 1,9% jika dibandingkan dengan posisi rupiah di pasar non deliverable forwards (NDF) untuk pengantaran satu bulan ke depan yang melemah 3% pada Juli menjadi 19.468. Pelemahan mata uang Garuda ini terjadi setelah bank sentral Indonesia membiarkan rupiah untuk melemah. Sebelumnya, pada 23 Juli lalu, BI menyatakan bahwa saat ini rupiah bergerak menuju equilibrium baru dan sejalan dengan fundamental ekonomi. "Pelemahan rupiah masih sejalan dengan penguatan dollar AS dan masih terjadinya defisit neraca perdagangan," jelas Mika Martumpal, head of treasury research and strategy PT Bank CIMB Niaga di Jakarta. Dia menambahkan, BI saat ini masih melakukan intervensi di pasar. Namun, misi BI lebih kepada mengurangi volatilitas rupiah bila dibutuhkan. Sementara itu, harga obligasi pemerintah Indonesia mengalami penurunan. Dampaknya, terjadi kenaikan tingkat yields pada sejumlah obligasi. Misalnya saja, tingkat yield untuk obligasi yang jatuh tempo pada Mei 2023 dengan besaran kupon 5,625%, mengalami kenaikan 97 basis poin atau 0,97% pada bulan Juli ini menjadi 8,10%.  Pada 16 Juli lalu, yield obligasi yang sama sempat berada di posisi 8,3%. Ini merupakan level tertinggi sejak Maret 2011.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie