Rupiah turut terangkat data tenaga kerja AS yang meleset dari prediksi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah spot di hari Senin (7/6) menguat 0,21% ke level Rp 14.265 per dolar Amerika Serikat (AS), dari Rp 14.295 per dolar AS di hari Jumat (4/6). Sedangkan untuk kurs Jisdor menguat sebanyak 0,31% ke level Rp 14.271 per dolar AS.

Analis Global Kapital Investama Alwi Assegaf menilai penguatan rupiah hari ini karena data non-farm payroll (NFP) AS yang pertumbuhannya di bawah ekspektasi. Berdasarkan data NFP yang dirilis pada Jumat (4/6), NFP hanya bertambah 559.000 di bulan Mei lebih rendah daripada ekspektasi 650.000.

Menurut Alwi, data yang kurang memuaskan pelaku pasar ini sekaligus meredam kekhawatiran mengenai tapering The Fed. “Isu tapering mulai mulai mencuat menyusul solidnya data ekonomi AS, termasuk data jobless claims, yang turun di bawah 400.000 untuk pertama kalinya sejak pandemi tahun minggu lalu,” kata Alwi kepada Kontan.co.id, Senin (7/6).


Dia melihat data NFP yang meleset di bawah ekspektasi berpotensi membuat The Fed tidak mempunyai urgensi untuk memulai mengurangi program pembelian aset yang mencapai US$ 120 miliar per bulannya.

Baca Juga: Bank Mandiri memprediksi cadangan devisa naik hingga US$ 1 miliar pada Mei 2021

Senada, Direktur TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi juga mengatakan bahwa data NFP mempengaruhi rupiah di hari ini. Menurut dia, angka yang lebih rendah ini akan meredakan potensi inflasi yang tidak terkendali dan kenaikan suku bunga yang lebih awal dari perkiraan.

Ibrahim menambahkan, investor juga menunggu keputusan kebijakan terbaru European Central Bank (ECB) pada hari Kamis (10/6). Fokus pasar adalah program pembelian obligasi ECB.

Ibrahim melihat bahwa rupiah akan menguat di hari Selasa (7/6) dengan rentang Rp 14.240 per dolar AS–Rp 14.290 per dolar AS.

Baca Juga: Perkasa, rupiah Jisdor menguat 0,31% ke Rp 14.271 per dolar AS pada Senin (7/6)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati