Rupiah unggul awal pekan, ini pendorongnya



JAKARTA. Pengamat pasar uang Bank Woori Saudara Indonesia, Rully Nova mengatakan, nilai tukar rupiah mengalami apresiasi terhadap dollar AS seiring dengan aksi ambil untung sebagian pelaku pasar uang di dalam negeri.

"Faktor teknikal menjadi salah satu sentimen yang menjaga rupiah, sebagian pelaku pasar uang memanfaatkan momentum untuk ambil untung setelah sempat dollar AS mengalami penguatan," katanya, Senin (24/10).

Di sisi lain, lanjut dia, sentimen pemangkasan suku bunga acuan Bank Indonesia (7-day Reverse Repo Rate) menjadi 4,75 % dari 5 % juga masih direspon sebagian pelaku pasar uang. Kebijakan itu menjaga harapan pertumbuhan ekonomi nasional.


Kendati demikian, menurut dia, apresiasi rupiah relatif jangka pendek di tengah masih kuatnya potensi kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat pada tahun ini.

Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menambahkan bahwa proyeksi kenaikan suku bunga The Fed pada Desember nanti masih kuat, sehingga potensi dollar AS kembali menguat masih terbuka.

"Ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed pada Desember tahun ini masih akan terus menjaga kinerja dollar AS," katanya.

Ia mengemukakan bahwa Presiden The Fed New York William Dudley dan Presiden Federal Reserve St. Louis James Bullard akan menyampaikan pidatonya. Pernyataan-pernyataan yang terkait dengan potensi kenaikan suku bunga akan memberikan dampak positif bagi dollar AS.

Kurs rupiah unggul di hadapan dollar Amerika Serikat (AS) awal pekan. Mengacu Bloomberg, Senin (24/10), di pasar spot rupiah ke Rp 13.012 per dollar AS.

Pada penutupan Jumat (21/10), rupiah pada level Rp 13.042 per dollar AS atau dengan kata lain penutupan hari ini naik 0,23%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto