KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) bulan Maret yang dirilis kurang solid, membawa angin segar bagi pergerakan mata uang Garuda. Diawal pekan ini, valuasi rupiah terhadap dollar AS menguat dibandingkan penutupan pekan lalu. Mengutip Bloomberg, Senin (9/4), nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 0,12% ke level Rp 13.761 per dollar AS. Sedangkan mengacu pada kurs tengah Bank Indonesia, rupiah stabil pada level Rp 13.771 per dollar AS. Ekonom PT Bank Permata Tbk Josua Pardede mengatakan, sejak awal perdagangan pagi tadi, rupiah memang cenderung menguat karena merespons data tenaga kerja AS yang hasilnya beragam.
Meski upah rata-rata per jam tercatat tumbuh, tetapi pertumbuhan tenaga kerja dan tingkat pengganguran tidak sesuai harapan. Penambahan pekerja di luar sektor pertanian alias non farm payroll bulan Maret turun menjadi 103.000 dari bulan sebelumnya mencapai 326.000. Realisasi itu meleset dari prediksi sebesar 188.000. Selain itu, tingkat pengangguran stagnan di level 4,1%, meleset dari perkiraan yaitu turun menjadi 4%. “Karena ada sentimen yang beragam makanya pasar lebih melihat data ini,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (9/4). Sementara, dari dalam negeri belum ada sentimen yang mempengaruhi pergerakan rupiah. Data penjualan eceran Bank Indonesia yang akan dirilis hari ini baru bisa dirasakan pengaruhnya pada perdagangan besok.