JAKARTA. PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) telah menyetujui rencana penerbitan surat utang berdenominasi dollar Amerika Serikat yang akan diterbitkan oleh anak perusahaan terkendali Perseroan senilai US$ 500 juta. Persetujuan ini didapat TBIG pasca menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang dihadiri oleh pemegang saham perusahaan yang bergerak dibidang infrastruktur telekomunikasi itu. Direktur Keuangan TBIG Helmy Yusman Santoso menyebutkan, opsi global bond dipilih lantaran pihaknya menginginkan diferensiasi sumber dana. Menurutnya, bisnis infrastruktur telekomunikasi di Indonesia masih akan terus berkembang. Karena itu pihaknya membutuhkan sumber dana alternatif selain utang dari pasar modal.Helmy menyebutkan, pihaknya akan menerbitkan kupon obligasi global ini maksimal sebesar 8%. "Tapi angka kupon ini belum final. Bisa dibawah ini, karena akan tergantung market saat pricing," tutur Helmy di Gedung Ritz Carlton, Jakarta, Kamis (7/3).Tenor global bond ini akan berjangka waktu lima tahun. Global bond ini akan dipasarkan kepada investor negara-negara seputar Asia, Amerika Serikat dan juga Uni Eropa. Helmy menambahkan, bahwa profit global bond yang digelontorkan ini sebanyak 81% akan digunakan untuk refinancing dan sebesar 19% akan digunakan untuk pertumbuhan ekspansi perusahaan seperti penambahan pertumbuhan tower dan tenant."Penerbitannya akan fleksibel, termasuk alokasi profit bond untuk refinancing dan juga untuk pertumbuhan ekspansi perusahaan. Jika kebutuhan untuk membangun tower dan tenan banyak, maka bisa jadi alokasinya akan bertambah. Semuanya tentatif," tandas Helmy.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
RUPS TBIG menyetujui global bond US$ 500 juta
JAKARTA. PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) telah menyetujui rencana penerbitan surat utang berdenominasi dollar Amerika Serikat yang akan diterbitkan oleh anak perusahaan terkendali Perseroan senilai US$ 500 juta. Persetujuan ini didapat TBIG pasca menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang dihadiri oleh pemegang saham perusahaan yang bergerak dibidang infrastruktur telekomunikasi itu. Direktur Keuangan TBIG Helmy Yusman Santoso menyebutkan, opsi global bond dipilih lantaran pihaknya menginginkan diferensiasi sumber dana. Menurutnya, bisnis infrastruktur telekomunikasi di Indonesia masih akan terus berkembang. Karena itu pihaknya membutuhkan sumber dana alternatif selain utang dari pasar modal.Helmy menyebutkan, pihaknya akan menerbitkan kupon obligasi global ini maksimal sebesar 8%. "Tapi angka kupon ini belum final. Bisa dibawah ini, karena akan tergantung market saat pricing," tutur Helmy di Gedung Ritz Carlton, Jakarta, Kamis (7/3).Tenor global bond ini akan berjangka waktu lima tahun. Global bond ini akan dipasarkan kepada investor negara-negara seputar Asia, Amerika Serikat dan juga Uni Eropa. Helmy menambahkan, bahwa profit global bond yang digelontorkan ini sebanyak 81% akan digunakan untuk refinancing dan sebesar 19% akan digunakan untuk pertumbuhan ekspansi perusahaan seperti penambahan pertumbuhan tower dan tenant."Penerbitannya akan fleksibel, termasuk alokasi profit bond untuk refinancing dan juga untuk pertumbuhan ekspansi perusahaan. Jika kebutuhan untuk membangun tower dan tenan banyak, maka bisa jadi alokasinya akan bertambah. Semuanya tentatif," tandas Helmy.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News