RUPSLB EXCL menyetujui pembayaran utang Axiata



JAKARTA. Mayoritas pemegang saham PT XL Axiata Tbk (EXCL) menyetujui rencana emiten telekomunikasi itu melakukan Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu atau rights issue.

Rapat Umum Pemegang Saham Luar biasa juga menyetujui Rencana Axiata Investment (Indonesia) Sdn Bhd mengambil bagian atas saham baru yang akan dikeluarkan oleh perseroan dalam rangka PUT II.

Mohamed Adlan bin Ahmad Tajudin, Direktur Keuangan EXCL, mengatakan, pihaknya belum dapat menyebut harga rights issue. "Nanti penentuan harga itu di akhir April atau awal Mei," kata Adlan, Kamis (10/3).


Yang jelas, keseluruhan dana yang terkumpul dari aksi korporasi ini, sepenuhnya akan digunakan untuk membayar utang kepada Axiata Investments atas pembelian Axis pada tahun 2014 lalu. Saat itu, EXCL berutang US$ 500 juta ke Axiata.

Kini, Axiata menggunakan hak tagihnya berdasarkan perjanjian pinjaman tertanggal 10 Maret 2014, terkait akuisis Axis. Adlan mengatakan, EXCL akan membayar utang senilai Rp 3,7 triliun dari total keseluruhan utang perbankan EXCL sebesar Rp 19,56 triliun.

"Kami akan membayar utang, tahun ini kebanyakan ke bank lokal yang denominasi rupiah, dollar ada juga," lanjutnya.

Berdasarkan laporan keuangan 2015, EXCL masih memiliki utang jangka panjang US$ 438 juta. Ini adalah utang dari DBS Ltd Singapore senilai US$ 300 juta, Standard Chartered Bank US$ 50 juta dan Bank of Tokyo Mitsubishi UFJ senilai US$ 88 juta.

Total utang dalam mata uang asing ini mencakup 30% dari total utang perbankan EXCL per akhir tahun. Perseroan melunasi sebagian besar utang dollar AS tahun lalu, untuk menghindari paparan nilai tukar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie