KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten sawit PT Jhonlin Agro Raya Tbk (JARR) mendapat persetujuan dari pemegang saham untuk melakukan penggabungan usaha alias meger dengan perusahaan terafiliasi yakni PT Jhonlin Agro Lestari (JAL). Hal itu merupakan hasil dari Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa RUPSLB JARR yang diselenggarakan Jumat (26/11). Direktur JARR Indra Irawan mengatakan, pemegang saham mayoritas setuju dengan rencana merger JARR dan JAL dalam RUPSLB tersebut. Alasannya, penggabungan itu membuat aset JARR bertambah. Selain itu, birokrasi akan lebih pendek, sehingga biaya lebih terkendali dan murah.
“Produktivitas juga lebih meningkat, karena tanaman JAL lebih banyak yang menghasilkan. Sebab, umur tanaman milik JAL sudah lebih tua,” kata Indra saat ditemui Kontan.co.id, Jumat (26/11). Baca Juga: Dua Perusahaan Haji Isam Bakal Merger, Analis Rekomendasikan Beli Saham JARR Lahan hak guna usaha (HGU) milik JARR seluas 17 ribu hektare dan HGU JAL 10 ribu hektare. Seusai merger, HGU JARR menjadi 27 ribu hektare. Rencana tanam di HGU tersebut seluas sekitar 22 ribu hektare. “Sementara, tanaman yang menghasilkan dari 4 ribu tanaman milik JARR menjadi sekitar 13 ribu tanaman di tahun 2024. Tanaman JAL tahun tanam tahun 2015-2017, sementara di JAR 2018-2020. Kebetulan satu hamparan kebunnya,” ungkapnya. Indra menjelaskan, JARR menargetkan produksi tandan buah segar (TBS) di tahun 2023 sebesar 50 ribu ton. Per kuartal III 2023, target tersebut sudah tercapai 100%. Baca Juga: JARR Bakal Merger dengan Jhonlin Agro Lestari, Ini Kata Manajemen