JAKARTA. Kebutuhan bahan baku tambang yang begitu besar membuat pabrikan aluminium asal Rusia, Rusal, berminat membangun pengolahan hasil tambang atau smelter di Indonesia. Rencananya, salah satu produsen aluminium terbesar di dunia itu bakal menginvestasikan dana US$ 2 miliar untuk membangun smelter alumina, sebuah tahapan produksi bauksit menjadi aluminium. Rencananya, smelter atau pabrik pengolahan itu akan dibangun di Kalimantan Barat dengan menggandeng perusahan tambang plat merah PT Aneka Tambang Tbk. Untuk memastikan agenda ini, delegasi Rusal yang dipimpin Chief Executive Officer Rusal, Oleg Deripaska, baru-baru ini sudah mengadakan pembicaraan dengan sejumlah pihak. Misalnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Kementerian Perindustrian, Menko Perekonomian, Gubernur Provinsi Kalimantan Barat, dan beberapa calon mitra lokal, selain Aneka Tambang.
Rusal jajaki pembangunan smelter
JAKARTA. Kebutuhan bahan baku tambang yang begitu besar membuat pabrikan aluminium asal Rusia, Rusal, berminat membangun pengolahan hasil tambang atau smelter di Indonesia. Rencananya, salah satu produsen aluminium terbesar di dunia itu bakal menginvestasikan dana US$ 2 miliar untuk membangun smelter alumina, sebuah tahapan produksi bauksit menjadi aluminium. Rencananya, smelter atau pabrik pengolahan itu akan dibangun di Kalimantan Barat dengan menggandeng perusahan tambang plat merah PT Aneka Tambang Tbk. Untuk memastikan agenda ini, delegasi Rusal yang dipimpin Chief Executive Officer Rusal, Oleg Deripaska, baru-baru ini sudah mengadakan pembicaraan dengan sejumlah pihak. Misalnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Kementerian Perindustrian, Menko Perekonomian, Gubernur Provinsi Kalimantan Barat, dan beberapa calon mitra lokal, selain Aneka Tambang.